Jumat, 10 Juni 2011

efek radiasi nuklir

VIVAnews - Gempa berkuatan 9 Skala Richter mengguncang
Jepang, Jumat pekan lalu. Tak
hanya memicu tsunami yang
menewaskan ribuan orang,
gempa juga memunculkan
ancaman bencana nuklir dengan tingkat radiasi sangat tinggi. Ancaman itu datang dari empat
reaktor nuklir di instalasi Dai-
ichi, Prefektur Fukushima.
"Tingkat radiasi sangat tinggi,
dan berpotensi merusak
kesehatan manusia," kata Perdana Menteri Jepang Naoto
Kan, seperti dikutip Associated
Press. Paparan zat radiaktif tingkat
tinggi itu dapat memicu
sejumlah gangguan kesehatan
seperti rambut rontok, matinya
sel syaraf, kejang dan kematian
mendadak, gangguan peredaran darah, penyakit jantung, serta
kerusakan sistem reproduksi. Efek sesaat radiasi bahkan
dapat memicu kanker tiroid,
juga perkembangan sel-sel
kanker lainnya pada tahun-
tahun berikutnya. "Namun, efek
radiasi ini sangat tergantung kadar dan tipe zat
radiaktifnya," kata Profesor
Donald Olander, pakar nuklir
dari Universitas California,
Berkeley. Menghadapi ancaman itu,
pemerintah telah meminta
sekitar 180 ribu warga dalam
radius 20 kilometer dari pusat
reaktor mengungsi. Sedikitnya
140 ribu warga yang bermukim di dekat zona aman juga
diminta tak keluar rumah dan
menutup semua ventilasi rumah. Demi mencegah efek buruk
radiasi, pemerintah setempat
mulai mendistribusikan pil
potassium iodide dan masker
penutup hidung kepada warga
di sekitar zona bahaya. Juru bicara pemerintah Yukio
Edano mengatakan bahwa
negara kini memasuki darurat
nuklir selepas gempa dan
tsunami. Ia mengatakan, tingkat
radiasi di sekitar salah satu reaktor yang bocor mencapai
400 ribu mikrosiverts per jam.
Ini empat kali lipat dari batas
radiasi aman bagi tubuh
manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar