Selasa, 18 Oktober 2011

Tugas Bahasa Indonesia

Laporan
Disusun untuk Memenuhi Tugas Bahasa Indonesia


Pemberdayaan Masyarakat dalam Gerakan Penanaman Pohon
Disusun oleh

Abu Bakar Syabli
Adison
Adrina Rahmah
Vera Safitri
Wulan Sucitra
Yuyun Desfrita Azura







TALK SHOW
Siaran TV : TVRI
Waktu : Pukul 21.35
Host : Anya Dwinov
Tema : Pemberdayaan Masyarakat dalam Gerakan Penanaman Pohon
Narasumber :
1. Dr. Ir. Hari Santoso, selaku Dirjen Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Kehutanan.
2. Ir. Indri Astuti FM, selaku Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementrian Kehutanan Republik Indonesia.
3. Memed Ahmad Suratman atau Eyang Memed, selaku Penyuluh Kehutanan Swadaya masyarakat Kabupaten Bandung.

Dalam gerakan penghijauan kita tidak perlu jauh-jauh pergi ke hutan untuk menanam pohon. Kita bisa menanam pohon dengan cara yang lebih sederhana yaitu di rumah kita sendiri. Jadi, langkah seperti apa yang telah kita lakukan dalam upaya penghijauan, apakah seperti langkah mengadobsi pohon atau menyerahkan upaya penghijaun pada satu lembaga atau perusahaan tertentu . Nah, sebenarnya siapa yang bertaggung jawab dan apa yang bisa kita lakukan sebagai masyarakat untuk menuntut hasil dari penanam pohon ini. Tentu saja hutan yang ada di Indonesia ini sangat berarti bagi makhluk hidup. Sayangnya, keadaan hutan yang ada di Indonesia ini sangat memprihatinkan. Penebangan liar tak henti-hentinya beroperasi dan pembakaran hutan yang meluas masih saja terjadi. Manusia juga yang merasakan dampaknya, seperti kebanjiran, penipisan lapisan ozon dan lain sebagainya. Kualitas hutan Indonesia semakin parah. Menteri kehutanan kembali mencatat ada 32 juta hektar hutan berada dalam kondisi baik dari total 109 juta hektar hutan Indonesia sisanya sekitar 77 juta hektar dalam kondisi kritis. Ditambah kondisi seperti ini bisa mengancam lingkungan dan ketersedian air apalagi masalah yang tak kunjung usai dari penghuni bumi ini yakni semakin bertambahnya jumlah polusi yang dihasilkan dari pembakaran, gas buang kendaraan dan industri. Sebagai solusi sudah seharusnya dicari tak saja di negara berkembang terlebih di negara industri maju penghasil polutan. Dengan menanam pohon diharapkan mampu mereduksi dampak perubahan iklim. Dalam hal ini gas karbon, saat pohon menghasilkan 20 juta kandungan oksigen yang dihirup umat manusia. Tiba saatnya maka gerakan awal dan pemberdayaan pohon harus terus dilakukan secara continue. Lalu bagaimanakah dengan gerakan penanaman satu miliar pohon Indonesia untuk dunia.
Keadaan alam di Indonesia saat ini secara dejure ada 130 juta hektar hutan negara dibandingkan dengan luas daratan Indonesia sekitar 97% kawasan hutan negara. Hutan memiliki tiga fungsi besar, yaitu sebagai hutan observasi, hutan lindung kemudian hutan produksi . Hutan observasi memiliki beberapa persoalan. Ada persoalan taman dan satwa dan dalam persoalan taman itu ada taman nasional, hutan raya, taman wisata alam dan taman turu. Hutan Indonesia yang mengalami eksploitasi dan degradasi adalah hutan produksi. Laju eksploitasi yang terus berkembang pada tahun 1985 sampai 1990 sekitar 900 ribu hektar per tahun ekploitasi atau kerusakan hutan sangat meningkat pada masa reformasi tahun 1998 sampai 2000 mencapai 2,8 juta hektar per tahun. Sejak tahun 2006 laju ekploitasi menurun 1,08 juta hektar per tahun. Kerusakan hutan yang sangat kritis dicatat badan statistik pada tahun 2009 yaitu mencapai 30 juta hektar. Ditambah lagi yag agak kritis dan potensinya kritis.
Dalam hal penanganan kerusakan hutan, presiden SBY menghimbau program penanaman satu milliar pohon. Dimulai sejak tahun 2007, kita sudah mengadakan program menanam 78 juta pohon kemudian ditingkatkan menjadi 100 juta pohon. Kemudian pada tahun berikutnya kita kenal OMOT (One Man One Tree) tahun berikutnya lagi ada OBIT (One Billion Indonesian Trees) dan sekarang masih kita lanjutkan dengan OBIT tahun ini. Sekarang kita mengajak steak holder dari yang kecil sampai kakek-kakek dan nenek-nenek. Jadi kita juga punya program kecil menanam dewasa memanen. Anak-anak di sekolah kita ajarkan bagaimana membuat bibit, bagaimana menanam di perkarangan dan sebagainya. Sedangkan untuk masyarakat luas semuanya kita ajak untuk ikut menanam, awalnya memang agak sulit tapi sekarang setelah mereka mengetahui hasilnya itu bermanfaat sekarang masyarakat di desa itu tidak usah kita suruh menanam di lahan mereka sendiri yang masih kosong dan mereka juga membuat bibit sendiri tidak mengharap dari pemerintah. Sebagai contoh di daerah jawa hal ini sudah merebah sedangkan di luar jawa kita harus mendorong karena memang lahan yang masih ada hutannya masih banyak .
Dulu belum ada bantuan subsidi dan segala macam, para pencinta alam mengumpulkan sendiri bibit-bibitnya. Berbeda dengan sekarang, sekarang pemerintah sangat mendukung dimulai dari bibit yang disediakan sampai ke penyuluhpun juga disediakan oleh pemerintah. Adapun metode yang dapat dilakukan dalam penyelamatan hutan ini antara lain metode dari pendeketan pandangan dari sisi budaya, bagaimana menghargai lingkungan dari sisi religius lalu dari sisi ekonomi.
Dari 30 juta hektar hutan yang kritis itu tersebar di seluruh Indonesia. Maka gerakan penanaman ini difokuskan diseluruh wilayah Indonesia. Di sektor kehutanan ini telah disusun beberapa program dalam langkah penanaman satu miliar pohon ini. Antara lain dari program-program itu adalah menyusun perencanaan berbasis dengan sungai, sebab jika terjadi banjir maka aliran air itu tidak melewati gradasi kabupaten atau provinsi, justru mengikuti batas-batas DAS alamiah. Lalu pemerintah berencana untuk memebuat das terpadu dan DAS ultas. Minimal tahun 2010/2011 targetnya adalah 108 DAS ultas. Program selanjutnya yaitu mengelola dan membangun sumber-sumber benih baru. Dalam 5 tahun pemerintah memiliki target membangun 4500 hektar lahan yang baru dan mengelola sekitar 6000 hektar lahan yang lama. Program selanjutnya adalah program kebun bibit rakyat, dimana akan dibangun 10.000 unit kebun bibit rakyat ini dengan setiap unitnya menanam 50.000 batang bibit. Jika program ini berhasil, maka program menanam satu miliar pohon bisa tercapai karena dengan 10.00 unit dan 50.000 batang tiap unitnya, maka telah mencapai 500.000 batang yang telah ditanam. Dan ini mencakup 424 wilayah kabupaten kota. Program selanjutnya dari pemerintah yakni persemaian modern dan melakukan reboisasi hutan atau penghijauan. Dengan demikian persoalan mengenai pembibitan tak perlu dikhawatirkan lagi.
Selanjutnnya beralih pada siapa yang berperan dalam penanaman ini. Pada awalnya memang sulit untuk mengajak masyarakat melakukan penanaman pohon, meskipun bibitnya telah disediakan oleh pemerintah. Lalu dengan bantuan tokoh-tokoh masyarakat dan juga penyuluh kehutanan swadaya setempat dalam memberikan penyuluhan dan pengertian bahwa banyak manfaat yang akan didapatkan dengan menanam pohon ini, antara lain akan mengahsilkan sumber air bersih, udara bersih dan lain sebagainya, maka masyarkat sekarang sudah mau ikut berpartisipasi dalam gerakan menanam pohon ini. Masyarakat juga tidak di perbolehakan untuk melakukan pembalakan liar. Untuk masyarakat yang malakukan penebangan disarankan hanya menebang tanaman yang ditanamnya sendiri. Dalam hal ini diperlukan penyuluh kehutanan yang banyak untuk membimbing masyarakat agar tercipta masyarakat-masyarakat yang peduli hutan.
Setelah dilakukan penanaman pohon di berbagai daerah, terutama oleh lembaga-lembaga tertentu maupun oleh perusahaan-perusahaan, justru sekarang pohon-pohon itu tidak diketahui bagaimana kelangsungannya. Dalam hal ini pemerintah membuat suatu link jaringan sosial untuk bisa memonitori wilayah-wilayah yang telah dilakukan penanaman pohon ini. Dengan demikian diharapkan pemerintah juga bisa memantau bagaiman kelangsungan dari phon-pohon yang telah ditanam. Selain itu, peranan masyarkat untuk memelihara dan menjaga pohon-pohon yang telah ditanam ini juga dibutuhkan.
Dengan demikian, untuk mejaga dan melestarikan keadaan alam Indonesia maka kita selaku warga negara Indonesia harus melakukan tindakan yang bisa menghijaukan kembali wilayah Indonesia. Dangan melakukan penanaman pohon berarti kita juga telah melakukan langkah pelestarian, baik itu terhadap hutan maupun terhadap ekosistem yang ada di dalamnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar