Kamis, 30 Desember 2010
Selasa, 28 Desember 2010
SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL (OSN) 2007
Bidang studi : FISIKA
Tingkat : SMA
Waktu
: 4 jam
1.(nilai 20)
A. Sebuah mobil bergerak menuruni suatu jalan yang miring (dengan sudutθ terhadap bidang horizontal) dengan percepatana. Di dalam mobil terdapat sebuah bandul dengan panjang talil dan massam. Hitung periode osilasi bandul dalam mobil ini. Nyatakan dalam : l, a, g danθ. (nilai 5)
B. Sebuah truk yang mula-mula diam dipercepat ke kanan sampai suatu kecepatanv0 dalam waktut. Energi mekanik diperoleh dari perubahan energi kimia bahan bakar. Hal ini terlihat jelas dari penurunan bahan bakar dalam mobil. Sekarang tinjau kejadian ini dalam kerangka yang bergerak ke kanan dengan kecepatan ½
v0. Menurut pengamat ini, mobil mula-mula bergerak ke kiri dengan kecepatan -½
v0 dan setelah selang waktut, kecepatan mobil menjadi ½v0 ke kanan. Bagi
pengamat ini, energi mekanik mobil tidak berubah, tetapi tetap saja jumlah bensin mobil menurun. Kemanakah hilangnya energi bensin ini menurut pengamat bergerak ini? (nilai 5)
C. Di belakang sebuah truk terdapat suatu batang dengan massam dan panjangl yang bersandar di dinding belakang truk. Sudut antara batang dengan lantai truk adalahθ. Kalau seandainya lantai dan dinding truk licin, berapakah percepatan yang dibutuhkan oleh truk agar batang ini tidak terpeleset? Nyatakan dalam :g danθ. (nilai 5)
- D. Sebuah kereta bergerak dengan kecepatan konstanv0. Dalam kereta ini ada sebuah bandul seperti pada gambar. Panjang bandul adalahR dengan massam dan mula mula bandul diam di titik A relatif terhadap truk. Tinjau 3 kasus:
2
i. Jika saatt=0, kereta mulai diperlambat dengan percepatan konstana mungkinkah massam bergerak mencapai puncak titik C mengikuti lintasan garis putus-putus pada gambar? Jika mungkin apakah syaratnya? (ingat bahwa
a bukan sesaat, tetapi sepanjang waktu). (nilai 1,5)
ii. Jika saatt=0, kereta mulai diperlambat dengan percepatan konstana,hanya sampai bola berhasil mencapai titik B. berapakah nilai minimuma agar bola bisa mencapai titik C? Nyatakan dalamg . (nilai 2)
iii. Jika saatt=0, kereta direm mendadak sehingga kecepatan kereta seketika menjadi nol. Berapakah nilai minimalv0 agar bola bisa mencapai puncak C? Nyatakan dalam :g danR. (nilai 1,5)
2.(nilai 20)
A.Dua buah manik-manik masing-masing massanyam
diletakkan diatas/dipuncak sebuah hoop licin (tanpagesekan) bermassaM dan berjari-jariR, hoop diletakkan vertikal di atas lantai. Manik-manik diberi
gangguan yang sangat kecil, sehingga meluncur kebawah, satu ke kiri dan satunya lagi ke kanan (lihat gambar). Tentukan nilai terkecilMmsehingga hoop akan terangkat/tidak menyentuh lantai selama bergerak. (nilai 10)
B. Perhatikan gam 3
Sebuah balok bermassam dan sebuah silinder bermassa Mdihubungkan dengan pegas dengan konstanta pegas k. Tidak ada gesekan antara balok M dengan lantai, tetapi ada gesekan yang besar antara silinder dan lantai sehingga silinder bisa menggelinding tanpa slip. Panjang mula-mula pegasL. Saat mula mula silinder ditarik menjauh dari m sehingga panjang pegas bertambah sebesar A. Mula-mula semua sistem diam, kemudian silinder dilepas. Hitung percepatan pusat massa sistem. Nyatakan dalam : k, A, m,d an M.(nilai 10 )
3. (nilai 20)
Enam batang identik (dengan massa m dan panjang l, momen inersia = ml2/12 ) dihubungkan membentuk suatu hexagon. Hexagon ini diletakkan di atas permukaan licin. Titik sambung (A, B, C, D, E dan F) bebas bergerak. Saatt=0, batang FA dipukul dengan suatu impulseI sedemikian sehingga FA bergerak dengan kecepatan
v1. Karena impulse persis diberikan di tengah-tengah batang FA, maka seluruh sistem
akan bergerak secara simetris (FA dan CD selalu sejajar dengan sumbux).
Inti soal ini adalah menghitung respon sesaat sistem saatt=0 (sudutθ = 600). Di sini anda diminta untuk menghitung berapa hargav2 dinyatakan dalam v1. Tetapi untuk menghitung kecepatan ini akan lebih mudah kalau dikerjakan menuruti langkah- langkah berikut.
4
A. anggap: kecepatan batang FA =v1
kecepatan batang CD =v2.
Hitung kecepatan titik B (vBxd an vBy) nyatakan dalam v1d an v2.(nilai 3 )
Dari jawaban ini, hitung juga kecepatan pusat massa batang AB dan batang BC:
vAB,x;AB,y;BC,x; danBC,y, juga nyatakan dalam v1d an v2. (nilai 4). v v v
Hitung juga hubungan antara
ddt
θ
ω=
denganv1,v2l. (nilai 2) dan
B. Pada setiap titik sambung A, B, C, D, E dan F muncul impulse sebagai respon dari impulse I. Impulse titik A dinyatakan dalam arah xd an y: IA,xdan IA,y. Demikian juga untuk titik B, C, D, E dan F. Dari simetri, anda hanya perlu meninjau titik A, B dan C saja. Gambar arah impulse pada batang FA, AB, BC dan CD. (nilai 3)
C. Tulis persamaan gerak batang FA ( hanya gerak dalam arahysaja). (nilai 1). D. Tulis persamaan gerak batang AB (arah x, y dan juga gerak rotasi). (nilai 3) E. Tulis persamaan gerak batang BC (arahx, y dan juga gerak rotasi). (nilai 3) F. Tulis persamaan gerak batang CD ( hanya gerak dalam arahy saja). (nilai 1).
4.(nilai 10)
Pada sebuah bidang miring dengankemiringanβ terhadap bidang datardipasangi banyak sekali roda berbentuksilinder dengan massa m dan jari jari r.Permukaan roda ini dilapis karet dan jarak antar roda adalahd. Sebuah balok bermassa M dilepas dari atas bidang
miring dan meluncur turun di atas bidang miring ini. Anggap dimensi balok jauh lebih besar daripadad. Karena adanya lapisan karet, maka ada gesekan antara balok dan roda. Setelah beberapa saat balok M mencapai kecepatan terminal (saat mencapai kecepatan terminal, balok M akan meluncur turun dengan kecepatan konstan).
Hitung kecepatan terminal massa M. Nyatakan dalam : d, M, m, g,d anβ.
petunjuk: gunakan persamaan energi 5
5.(nilai 10)
Perhatikan gambar di bawah.
Dua buah dumb-bell bergerak mendekati satu terhadap yang lain dengan kecepatan masing-masing v. Setiap dumb-bell terdiri dari 2 massa m yang terpisah pada jarak 2l oleh suatu batang tak bermassa. Mula-mula keduanya tidak berotasi sama sekali. saat
t=0 keduanya bertumbukan lenting sempurna.
A. Diskripsikan evolusi sistem setelah tumbukan ini. (nilai 4).
B. Anggap tumbukan terjadi di titik koordinat (0,0). Gambar grafik posisiy(x) untuk
setiap massa (keempat massa). (nilai 6
Senin, 27 Desember 2010
Rabu, 22 Desember 2010
Untuk Muslim tidak perlu untuk pemisahan antara agama dan sains. It is understood from the Quran, revealed over 1,400 years ago, that there is both; "Creation" and "Evolution." Hal ini dipahami dari Quran, mengungkapkan lebih dari 1.400 tahun yang lalu, bahwa ada keduanya; "Penciptaan" dan "Evolution." And in both instances, it is only Allah who is "Able to do all things." Dan dalam kedua kasus, hanya Allah yang "Kuasa atas segala sesuatu." In fact, it was the Muslim scientists, more than 1,000 years ago, who set the stage for the advancement of learning, technology and disciplines in science that we know today. Bahkan, itu adalah ilmuwan Muslim, lebih dari 1.000 tahun yang lalu, yang mengatur panggung untuk kemajuan pembelajaran, teknologi dan disiplin dalam ilmu pengetahuan yang kita kenal sekarang.
Allah has explained how He created everything in the universe and brought all life out of water. Allah telah menjelaskan bagaimana Dia menciptakan segala sesuatu di alam semesta dan membawa semua kehidupan keluar dari air. He created humans from earth (not monkeys) and there is no need to attempt fabrications of "links" to the animal world in Islam. Dia menciptakan manusia dari bumi (bukan monyet) dan tidak perlu untuk upaya rekayasa dari "link" dengan dunia hewan dalam Islam.
The Christian Bible says that Adam & Eve were both created here on Earth, less than 10,000 years ago. Alkitab Kristen mengatakan bahwa Adam & Hawa keduanya diciptakan di Bumi, kurang dari 10.000 tahun yang lalu. The Quran says that Adam & Eve were created in Heaven, and NOT on Earth. Quran mengatakan bahwa Adam & Hawa diciptakan di Surga, dan BUKAN di Bumi. When they disobeyed God, He expelled them from Heaven, down to Earth. Ketika mereka tidak menaati Allah, Ia mengusir mereka dari surga, turun ke bumi.
Muslims believe that souls are assigned to humans 40 days after the human inception. Muslim percaya bahwa jiwa ditugaskan untuk manusia 40 hari setelah awal manusia. The Quran says that angels retrieve human souls on two occasions. Quran mengatakan bahwa malaikat mengambil jiwa manusia pada dua kesempatan. One occasion is when humans die. Satu kesempatan adalah ketika manusia mati. The other occasion is every time humans fall asleep. Acara lainnya adalah setiap kali manusia jatuh tertidur. When humans wakeup, the angels release those souls back to them: Ketika wakeup manusia, para malaikat melepaskan jiwa-jiwa kembali kepada mereka:


The Quran has set a precedent 14 centuries before modern science, explaining in simple and direct terms about his "creation" of animals and their various functions and then assures us it is He who has the Power over everything. Al-Qur'an telah menetapkan preseden 14 abad sebelum ilmu pengetahuan modern, menjelaskan secara sederhana dan langsung tentang "penciptaan"-nya hewan dan berbagai fungsi mereka dan kemudian meyakinkan kita itu adalah Dia yang memiliki Kuasa atas segala sesuatu. This statement includes the fact Allah can if He Wills, reshape and alter his creation as He Chooses. Pernyataan ini mencakup fakta Allah dapat jika Dia Wills, membentuk kembali dan mengubah ciptaan-Nya sebagaimana Dia Memilih. There is clear evidence within many species of alteration and changes within the species. Ada bukti yang jelas dalam banyak spesies perubahan dan perubahan dalam spesies. However, there is no concrete evidence to support a cross over in development from one type to another, such as reptiles turning into birds or alligators turning into cows. Namun, tidak ada bukti nyata untuk dukungan lintas di atas dalam pembangunan dari satu tipe ke yang lain, seperti reptil berubah menjadi burung atau buaya berubah menjadi sapi. The statements made in Quran are quite clear when Allah tells us of having brought forth other life forms and then destroying or replacing them with others. Laporan dibuat dalam Quran cukup jelas ketika Allah mengatakan kepada kita memiliki melahirkan bentuk kehidupan lain dan kemudian menghancurkan atau mengganti mereka dengan orang lain. This again, does not imply evolution in the sense of one type becoming or changing into another. Ini lagi, tidak menyiratkan evolusi dalam arti satu jenis menjadi atau berubah menjadi lain.
Allah tells us He is Al-Bari, (The Shaper or Evolver) but once again, this does not mean He has a need to bring about each individual life form all from one kind. Allah mengatakan kepada kita Dia adalah Al-Bari, (The pembentuk atau Evolver) tapi sekali lagi, ini tidak berarti Dia memiliki kebutuhan untuk membawa tentang setiap bentuk kehidupan individu semua dari satu jenis. Actually, while reading the Quran you learn He has brought many types and shapes and sizes as He Wills. Sebenarnya, saat membaca Quran, anda akan belajar Dia telah membawa banyak jenis dan bentuk dan ukuran sebagaimana Dia Wills. Changes within species occur even as quickly as one or two seasons, not even taking a whole year, much less millions as was supposed by Darwin. Perubahan dalam spesies terjadi bahkan secepat satu atau dua musim, bahkan tidak mengambil satu tahun penuh, jutaan apalagi seperti yang seharusnya oleh Darwin.
Speaking of Charles Darwin, he was only an armature naturalist and had only observed the finches (birds) on the Galapagos Islands for the first time in the mid 1850s. Berbicara tentang Charles Darwin, dia hanya seorang naturalis dinamo dan hanya mengamati pipit (burung) di Kepulauan Galapagos untuk pertama kalinya pada pertengahan 1850-an. He noticed that on each island the birds had different shaped beaks according to the type of food available on their particular island. Dia menyadari bahwa di pulau masing-masing memiliki paruh berbentuk burung berbeda sesuai dengan jenis makanan yang tersedia di pulau tertentu mereka. For this reason, he assumed, the birds had progressed over millions of years and only the hardiest of the species had survived the climate and vegetation changes. Untuk alasan ini, ia diasumsikan, burung telah berkembang selama jutaan tahun dan hanya hardiest dari spesies telah selamat dari perubahan iklim dan vegetasi. However, this is totally inaccurate and was dismissed as a mere humor in a TV series on the educational channel in October of 1998. Namun, hal ini benar-benar akurat dan diberhentikan sebagai humor belaka dalam serial TV pada saluran pendidikan pada bulan Oktober 1998. According to the scientists' discoveries in that very same year, the effects of the weather phenomenon known as El Nino, the climate on these same exact islands had drastically changed in a single year within a number of months. Menurut penemuan para ilmuwan 'di tahun yang sama, efek dari fenomena cuaca yang dikenal sebagai El Nino, iklim di pulau-pulau yang persis sama telah berubah drastis dalam satu tahun dalam beberapa bulan. And to their surprise, the eggs of the finches on each island hatched open producing birds with beaks already altered to accommodate the changes of their environment. Dan untuk mengejutkan mereka, telur burung pipit di setiap pulau menetas burung memproduksi terbuka dengan paruhnya yang sudah diubah untuk mengakomodasi perubahan lingkungan mereka.
The commentator even said this shoots Darwin's theory completely down and he laughed. komentator bahkan mengatakan ini tunas teori Darwin benar-benar turun dan dia tertawa.
There is no DNA research pointing to a connection between apes and humans as was supposed by the scientists and those who had financed them over the years. Tidak ada penelitian DNA menunjuk ke hubungan antara kera dan manusia seperti yang diharapkan oleh para ilmuwan dan mereka yang telah dibiayai mereka selama bertahun-tahun. In fact, the barnyard pig is closer to humans in many aspects, than a monkey or a gorilla. Bahkan, babi lumbung lebih dekat dengan manusia dalam banyak aspek, dari monyet atau gorila. Consider the fact, doctors use the skin from pigs to replace needed tissue on burn victims and the famous movie actor, John Wayne had a pig's heart valve installed in his own heart in a 1977 operation to save his life. Pertimbangkan fakta, dokter menggunakan kulit dari babi untuk menggantikan jaringan diperlukan dalam membakar korban dan aktor film terkenal, John Wayne memiliki katup jantung babi terpasang di hatinya sendiri dalam operasi tahun 1977 untuk menyelamatkan hidupnya. It worked, too - until his smoking caused him to die of cancer. Ini bekerja, juga - sampai merokok itu menyebabkan dia meninggal karena kanker.
The rational approach to the whole subject is rather simple. Pendekatan rasional untuk seluruh subjek agak sederhana. Just as He is able to Create the universe and bring forth life, it is simple also for Him to produce as many different types of forms of life as He Wills. Sama seperti Dia mampu Membuat alam semesta dan membawa kehidupan, sederhana juga bagi-Nya untuk memproduksi berbagai jenis bentuk kehidupan seperti Dia Wills. No problem for Him, after all - He is the Creator and He is the Shaper. Tidak ada masalah bagi-Nya, setelah semua - Dia adalah Pencipta dan Dia adalah pembentuk. And most important, He can change anything as He Wills - even today. Dan yang paling penting, Dia bisa mengubah apa pun seperti Dia Wills - bahkan hari
Allah has explained how He created everything in the universe and brought all life out of water. Allah telah menjelaskan bagaimana Dia menciptakan segala sesuatu di alam semesta dan membawa semua kehidupan keluar dari air. He created humans from earth (not monkeys) and there is no need to attempt fabrications of "links" to the animal world in Islam. Dia menciptakan manusia dari bumi (bukan monyet) dan tidak perlu untuk upaya rekayasa dari "link" dengan dunia hewan dalam Islam.
The Christian Bible says that Adam & Eve were both created here on Earth, less than 10,000 years ago. Alkitab Kristen mengatakan bahwa Adam & Hawa keduanya diciptakan di Bumi, kurang dari 10.000 tahun yang lalu. The Quran says that Adam & Eve were created in Heaven, and NOT on Earth. Quran mengatakan bahwa Adam & Hawa diciptakan di Surga, dan BUKAN di Bumi. When they disobeyed God, He expelled them from Heaven, down to Earth. Ketika mereka tidak menaati Allah, Ia mengusir mereka dari surga, turun ke bumi.
Muslims believe that souls are assigned to humans 40 days after the human inception. Muslim percaya bahwa jiwa ditugaskan untuk manusia 40 hari setelah awal manusia. The Quran says that angels retrieve human souls on two occasions. Quran mengatakan bahwa malaikat mengambil jiwa manusia pada dua kesempatan. One occasion is when humans die. Satu kesempatan adalah ketika manusia mati. The other occasion is every time humans fall asleep. Acara lainnya adalah setiap kali manusia jatuh tertidur. When humans wakeup, the angels release those souls back to them: Ketika wakeup manusia, para malaikat melepaskan jiwa-jiwa kembali kepada mereka:
It is Allah that takes the souls (of men) at death; and those that did not die, during their sleep: those on whom He has passed the decree of death, He keeps back, but the rest He sends (to their bodies) for a term appointed. Ini adalah Allah yang mengambil jiwa (manusia) pada saat kematian, dan orang-orang yang tidak mati, selama mereka tidur: mereka pada siapa Ia telah melewati keputusan kematian, Dia tetap kembali, tapi yang lain Ia mengirimkan (untuk tubuh mereka) waktu yang ditentukan. Verily in this are Signs for those who reflect. Sesungguhnya pada yang demikian terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berpikir.
[Noble Quran 39:42] [Noble Qur'an 39:42]
And Allah has Created every animal from water; of them are some creeping on their bellies; some walk on two legs; and some on four. Dan Allah telah Dibuat setiap binatang dari air, di antaranya adalah beberapa merayap di perut mereka, beberapa berjalan dengan dua kaki, dan beberapa pada empat. Allah Creates what He wills: for sure Allah has Power over all things. Allah Menciptakan apa yang Dia kehendaki: karena Allah pasti memiliki Kuasa atas segala sesuatu.
[Noble Quran 24:45] [Noble Qur'an 24:45]
The Quran has set a precedent 14 centuries before modern science, explaining in simple and direct terms about his "creation" of animals and their various functions and then assures us it is He who has the Power over everything. Al-Qur'an telah menetapkan preseden 14 abad sebelum ilmu pengetahuan modern, menjelaskan secara sederhana dan langsung tentang "penciptaan"-nya hewan dan berbagai fungsi mereka dan kemudian meyakinkan kita itu adalah Dia yang memiliki Kuasa atas segala sesuatu. This statement includes the fact Allah can if He Wills, reshape and alter his creation as He Chooses. Pernyataan ini mencakup fakta Allah dapat jika Dia Wills, membentuk kembali dan mengubah ciptaan-Nya sebagaimana Dia Memilih. There is clear evidence within many species of alteration and changes within the species. Ada bukti yang jelas dalam banyak spesies perubahan dan perubahan dalam spesies. However, there is no concrete evidence to support a cross over in development from one type to another, such as reptiles turning into birds or alligators turning into cows. Namun, tidak ada bukti nyata untuk dukungan lintas di atas dalam pembangunan dari satu tipe ke yang lain, seperti reptil berubah menjadi burung atau buaya berubah menjadi sapi. The statements made in Quran are quite clear when Allah tells us of having brought forth other life forms and then destroying or replacing them with others. Laporan dibuat dalam Quran cukup jelas ketika Allah mengatakan kepada kita memiliki melahirkan bentuk kehidupan lain dan kemudian menghancurkan atau mengganti mereka dengan orang lain. This again, does not imply evolution in the sense of one type becoming or changing into another. Ini lagi, tidak menyiratkan evolusi dalam arti satu jenis menjadi atau berubah menjadi lain.
Allah tells us He is Al-Bari, (The Shaper or Evolver) but once again, this does not mean He has a need to bring about each individual life form all from one kind. Allah mengatakan kepada kita Dia adalah Al-Bari, (The pembentuk atau Evolver) tapi sekali lagi, ini tidak berarti Dia memiliki kebutuhan untuk membawa tentang setiap bentuk kehidupan individu semua dari satu jenis. Actually, while reading the Quran you learn He has brought many types and shapes and sizes as He Wills. Sebenarnya, saat membaca Quran, anda akan belajar Dia telah membawa banyak jenis dan bentuk dan ukuran sebagaimana Dia Wills. Changes within species occur even as quickly as one or two seasons, not even taking a whole year, much less millions as was supposed by Darwin. Perubahan dalam spesies terjadi bahkan secepat satu atau dua musim, bahkan tidak mengambil satu tahun penuh, jutaan apalagi seperti yang seharusnya oleh Darwin.
Speaking of Charles Darwin, he was only an armature naturalist and had only observed the finches (birds) on the Galapagos Islands for the first time in the mid 1850s. Berbicara tentang Charles Darwin, dia hanya seorang naturalis dinamo dan hanya mengamati pipit (burung) di Kepulauan Galapagos untuk pertama kalinya pada pertengahan 1850-an. He noticed that on each island the birds had different shaped beaks according to the type of food available on their particular island. Dia menyadari bahwa di pulau masing-masing memiliki paruh berbentuk burung berbeda sesuai dengan jenis makanan yang tersedia di pulau tertentu mereka. For this reason, he assumed, the birds had progressed over millions of years and only the hardiest of the species had survived the climate and vegetation changes. Untuk alasan ini, ia diasumsikan, burung telah berkembang selama jutaan tahun dan hanya hardiest dari spesies telah selamat dari perubahan iklim dan vegetasi. However, this is totally inaccurate and was dismissed as a mere humor in a TV series on the educational channel in October of 1998. Namun, hal ini benar-benar akurat dan diberhentikan sebagai humor belaka dalam serial TV pada saluran pendidikan pada bulan Oktober 1998. According to the scientists' discoveries in that very same year, the effects of the weather phenomenon known as El Nino, the climate on these same exact islands had drastically changed in a single year within a number of months. Menurut penemuan para ilmuwan 'di tahun yang sama, efek dari fenomena cuaca yang dikenal sebagai El Nino, iklim di pulau-pulau yang persis sama telah berubah drastis dalam satu tahun dalam beberapa bulan. And to their surprise, the eggs of the finches on each island hatched open producing birds with beaks already altered to accommodate the changes of their environment. Dan untuk mengejutkan mereka, telur burung pipit di setiap pulau menetas burung memproduksi terbuka dengan paruhnya yang sudah diubah untuk mengakomodasi perubahan lingkungan mereka.
The commentator even said this shoots Darwin's theory completely down and he laughed. komentator bahkan mengatakan ini tunas teori Darwin benar-benar turun dan dia tertawa.
There is no DNA research pointing to a connection between apes and humans as was supposed by the scientists and those who had financed them over the years. Tidak ada penelitian DNA menunjuk ke hubungan antara kera dan manusia seperti yang diharapkan oleh para ilmuwan dan mereka yang telah dibiayai mereka selama bertahun-tahun. In fact, the barnyard pig is closer to humans in many aspects, than a monkey or a gorilla. Bahkan, babi lumbung lebih dekat dengan manusia dalam banyak aspek, dari monyet atau gorila. Consider the fact, doctors use the skin from pigs to replace needed tissue on burn victims and the famous movie actor, John Wayne had a pig's heart valve installed in his own heart in a 1977 operation to save his life. Pertimbangkan fakta, dokter menggunakan kulit dari babi untuk menggantikan jaringan diperlukan dalam membakar korban dan aktor film terkenal, John Wayne memiliki katup jantung babi terpasang di hatinya sendiri dalam operasi tahun 1977 untuk menyelamatkan hidupnya. It worked, too - until his smoking caused him to die of cancer. Ini bekerja, juga - sampai merokok itu menyebabkan dia meninggal karena kanker.
The rational approach to the whole subject is rather simple. Pendekatan rasional untuk seluruh subjek agak sederhana. Just as He is able to Create the universe and bring forth life, it is simple also for Him to produce as many different types of forms of life as He Wills. Sama seperti Dia mampu Membuat alam semesta dan membawa kehidupan, sederhana juga bagi-Nya untuk memproduksi berbagai jenis bentuk kehidupan seperti Dia Wills. No problem for Him, after all - He is the Creator and He is the Shaper. Tidak ada masalah bagi-Nya, setelah semua - Dia adalah Pencipta dan Dia adalah pembentuk. And most important, He can change anything as He Wills - even today. Dan yang paling penting, Dia bisa mengubah apa pun seperti Dia Wills - bahkan hari
Pengetahuan tak terduga yang Berasal Dari Film
1) During all police investigations, it will be necessary to visit a strip 1) Selama penyelidikan polisi, maka akan perlu untuk mengunjungi stripclub at least once. klub setidaknya sekali.
2) All grocery shopping bags contain at least one stick of French bread. 2) kantong belanja belanja Semua mengandung setidaknya satu tongkat roti Prancis. 3) The 3) Eiffel Eiffel Tower Menara can be seen from any window in dapat dilihat dari jendela Paris Paris . .
4) Even when driving down a perfectly straight road, it is necessary to turn 4) Bahkan ketika mengendarai mobil di jalan lurus sempurna, perlu untuk mengubah
the steering wheel vigorously from left to right every few moments. roda kemudi keras dari kiri ke kanan setiap beberapa saat.
5) When you turn out the light to go to bed, everything in your bedroom 5) Ketika Anda menghidupkan lampu untuk pergi ke tempat tidur, segala sesuatu di kamar tidur Anda
still be clearly visible, just slightly bluish. masih jelas terlihat, hanya sedikit kebiruan.
All beds have special L-shaped cover sheets that reach up to the armpit Semua tempat tidur telah berbentuk meliputi lembaran L khusus yang mencapai hingga ketiak
level on a woman but only to waist level on the man lying beside her. level pada seorang wanita tetapi hanya untuk tingkat pinggang pada pria berbaring di sampingnya.
6) Should you decide to defuse a bomb, don't worry which wire to cut. 6) Jika Anda memutuskan untuk menjinakkan bom, jangan khawatir yang kawat untuk memotong. You Anda
will always choose the right one. selalu akan memilih yang benar.
7) It does not matter if you are heavily outnumbered in a fight involving 7) Tidak masalah jika Anda sangat kalah jumlah dalam perkelahian yang melibatkan
martial arts-your enemies will wait patiently to attack you one by one by seni bela diri-musuh anda akan menunggu dengan sabar untuk menyerang Anda satu per satu dengan
dancing around in a threatening manner until you have knocked out their menari di dalam cara yang mengancam sampai Anda pingsan mereka
predecessors. pendahulu.
8) A man will show no pain while taking the most ferocious beating but will 8) Seorang pria akan menunjukkan tidak ada rasa sakit saat mengambil pemukulan yang paling ganas tapi akan
wince when a woman tries to clean his wounds. meringis ketika seorang wanita mencoba untuk membersihkan luka-lukanya.
Sabtu, 11 Desember 2010
Sabtu, 04 Desember 2010
teater terjemahan
Ariny Rahmawati
Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya UGM
I. Deskripsi Naskah Drama
Naskah Drama Pagi Bening adalah naskah drama komedi satu babak yang berasal dari tanah Spanyol, diciptakan oleh Serafin dan Joaquin Alvarez Quintero dan diterjemahkan oleh Drs. Sapardi Djoko Damono pada tahun 2006. Tempat kejadian (setting tempat) drama ini di Madrid-Spanyol, di suatu taman terbuka, pada masa ini juga.
Sementara itu, tokoh yang disajikan adalah Donna Laura, wanita berumur 70 tahun dan ditampilkan masih nampak jelas bahwa dulunya adalah seorang gadis cantik dan segala tindak tanduknya mencerminkan mental yang baik. Selain itu, ada Don Gonzalo, lelaki tua kira-kira berumur 70 tahun lebih, agak congkak dan selalu tampak tidak sabaran. Kemudian, sebagai tokoh pembantu, terdapat Petra dan Juanito. Petra, seorang gadis pembantu Laura, sedangkan Juanito adalah pemuda pembantu Gonzalo.
II. Sinopsis
Dikisahkan bahwa Donna Laura adalah seorang nenek yang kerap kali pergi dan duduk di taman. Setiap hari, ia duduk di tempat duduk yang sama sehingga menganggap tempat duduk itu seolah-olah miliknya. Ia duduk di bangku taman sambil memberikan remah roti kepada merpati-merpati di taman.
Sementara itu, datanglah Don Gonzalo yang tampak bingung karena bangku taman yang biasa ia tempati telah diduduki oleh tiga orang pendeta. Karena tidak ada pilihan lain, Gonzalo duduk disamping Laura. Pembicaraan dimulai disini. Dari mulai mempermasalahkan hal kecil hingga sampai pada pembicaraan tentang Villa Maricella. Keduanya tampak membicarakan dua orang, Laura membicarakan Laura Liorento “Perawan Bagai Perak” dan Gonzalo menceritakan Gonzalo.
Mereka mencoba flashback. Namun, tak disangka ternyata mereka berdua membicarakan diri mereka sendiri. Laura menceritakan masa mudanya Laura dulu, dan Gonzalo menceritakan masa mudanya. Sejatinya, mereka berdua adalah dua orang yang saling mencintai. Mereka berdua mencoba mengatakan isi hati mereka walaupun sebenarnya mereka masing-masing telah menikah dengan orang lain. Hal menduga-duga yang dilakukan oleh keduanya, semisal yang dikatakan Laura, “Mungkinkah dia itu benar orangnya?” dan yang dikatakan Gonzalo,”Ya Allah, dialah orangnya itu?”, semua ini berlanjut hingga akhir drama
.
III. Analisis Plot
3.1 Landasan Teori
Plot merupakan kerangka dasar yang amat penting. Plot mengatur bagaimana tindakan-tindakan harus berkaitan satu sama lain, bagaimana suatu peristiwa mempunyai hubungan dengan peristiwa lain (kausalitas), serta bagaimana tokoh digambarkan dan berperan dalam peristiwa itu. Perrine dalam bukunya Literature: Structure, Sound and Sense menjelaskan bahwa “plot is the sequence of incident or events which the story is composed and it may conclude what character says or thinks, as well as what he does, but it leaves out description and analysis and concentrate ordinarily on major happening” (1974:41).
Robert Stanton dalam bukunya An Introduction to Fiction menyatakan “the comflict moves the story because it is generating center out of which the plot grows which becomes the core of the story’s structure. (1965: 16). William Kenney dalam bukunya How To Analyze Fiction menyatakan “the structure of plots divided into three parts. They are the beginning which consists of the exposition on introduction, the middle which consists of conflict, complication and climax and the end which converses denouement or resolution” (1966:13).
Dalam bentuk sederhana, plot dibagi menjadi 3, yaitu:
3.1.1 Beginning atau awal cerita
Bagian awal berfungsi sebagai eksposisi yaitu bagian yang memberikan informasi yang diperlukan oleh pembaca agar bisa memahami jalan cerita selanjutnya. Dibagian awal ini biasanya berisi nama tokoh-tokoh, gender, usia, pekerjaan, kondisi sosial, tempat tinggal, dan hal-hal yang menurut penulis penting untuk diketahui oleh pembaca. Pada awal ini biasanya diakhir dengan cerita yang tidak stabil karena cerita yang tidak stabil inilah yang akan memicu kejadian yang akan terjadi berikutnya.
3.1.2 Middle atau tengah cerita
Bagian tengah cerita diawali dengan hal-hal yang bisa memicu konflik karena pada bagian tengah cerita ini berupa rangkaian konflik yang intensitasnya semakin tinggi dan mencapai kepuncak dan disebut dengan klimaks sebuah cerita. bagian inilah yang biasanya paling ditunggu oleh pembaca.
3.1.3 End atau akhir cerita
Bagian akhir cerita ini berisi penyelesaian atas masalah-masalah yang terjadi dibagian tengah cerita.
Menurut Hartoko dalam bukunya yang berjudul Pemandu di Dunia Sastra (1985:48), plot dibedakan menjadi dua jenis: (1) plot flash-back (alur campuran), teknik ini digunakan pengarang untuk menampilkan kembali kejadian di masa lalu, (2) plot flash-forward (alur maju).
Dalam suatu cerita, teknik ini lebih mudah di pahami pembaca karena cerita yang ditampilkan maju terus ke depan. Melalui plot pembaca dapat mengikuti urutan cerita lebih mudah. Tatanan plot dalam sebuah cerita yang lebih rinci menurut Mochtar Lubis (1981:17) meliputi:
1. Perkenalan
Dalam bagian perkenalan berisi mengenai tokoh, konflik, dan latar dari cerita yang dibahas dalam novel.
2. Pemaparan masalah
Bagian dimana cerita mulai berkembang sebelum konflik mencapai puncak.
3. Klimaks
Bagian dimana permasalahan dalam novel mencapai puncaknya.
4. Anti klimaks
Bagian dimana permasalahan dalam cerita mulai ada solusinya.
5. Penyelesaian masalah.
Bagian dimana permasalahan dalam cerita dapat diselesaikan.
Sementara itu, Aristoteles membagi struktur cerita atas lima bagian, yaitu : (1) pemaparan (eksposisi), (2) penggawatan (komplikasi), (3) klimaks, (4) peleraian (anti klimaks), dan (5) penyelesaian (catasthrope). (Boen S. Oemaryati, 1971 : 70)
3.2 Analisis Plot Naskah Drama Pagi Bening
Naskah drama Pagi Bening karangan Serafin dan Joaquin ini menganut plot flash-back (alur campuran). Hal ini dapat diketahui dari jalan cerita dramanya berupa penampilan-penampilan peristiwa di masa lalu melalui apa yang dikatakan oleh tokoh (Donna Laura dan Don Gonzalo). Drama komedi ini membahas secara intens maksud pembicaraan kedua tokohnya dan memaparkan secara jelas apa yang sebenarnya terjadi dengan tokoh tersebut, dibuktikan dengan perkataan yang disampaikan tokoh di luar dialognya dengan tokoh lain. Berikut ini dipaparkan kutipan dialog dalam drama tersebut.
GONZALO : Jadi nyonya bisa membaca tanpa kaca pembesar?
LAURA : Tentu saja, tuan.
GONZALO : Setua itu? Ahai, nyonya main-main saja!
LAURA : Coba saya pinjam buku tuan itu!
(MENGAMBIL BUKU DAN MEMBACANYA KERAS-KERAS)
“ Duapuluh tahun berlalu
Dan ia pun kembalilah
Masing-masing saling memandang,
Berkata :
Mungkinkah dia orangnya?
Ya Allah, dimana oranya itu? “
GONZALO : Hebat! Saya iri hati pada penglihatan nyonya.
LAURA : (KESAMPING) Hmm, saya hafal tiap kata syair itu.
Teks sampingan “(kesamping)” tersebut mengisyaratkan hal sebenarnya yang terjadi pada Laura. Oleh karena itu, pembaca menjadi mudah memahami jalan ceritanya. Tidak hanya pada dialog tersebut, terdapat juga beberapa hal serupa pada dialog-dialog yang lain.
Mengenai struktur cerita, naskah drama ini menganut lima aspek yang dikemukakan oleh Aristoteles sehingga dapat dikatakan bahwa naskah drama ini menganut plot konvensional. Seperti yang diungkapkan oleh Gustaf Freytag dari Jerman, bahwa alur itu menggambarkan bentuk segitiga sama sisi dengan klimaks terletak persis di bagian tengah cerita. Berikut ini dipaparkan bagian-bagian dari plot tersebut.
3.2.1 Pemaparan (exposition)
Pada umumnya berisi informasi yang berkaitan dengan berbagai hal yang akan dikisahkan pada tahap-tahap berikutnya. Fungsi pokok tahapan awal adalah memberikan informasi dan penjelasan seperlunya yang berkaitan dengan pelataran dan penokohan.
Dalam naskah drama Pagi Bening diceritakan pemaparan pada bagian awalnya, yakni pada saat Donna Laura (salah satu tokoh utama) masuk panggung dengan ditemani Petra (pembantunya). Di situ, dijelaskan posisi Petra sebagai pembantu, sedangkan Laura sebagai majikan atau yang dibantu. Hal tersebut juga dibuktikan dengan panggilan “Senora” oleh Petra yang ditujukan pada Laura. Senora merupakan panggilan yang berarti ‘nyonya’ dalam bahasa Spanyol. Selain itu, dalam tahap pemaparan juga dijelaskan mengenai latar tempat dan suasana. Hal ini ditunjukkan dalam dialog berikut ini.
LAURA : Aku selalu merasa gembira sekali di sini. Syukur bangkuku tidak ditempati orang lain. Duhai, pagi yang cerah! Cerah sekali.
PETRA : Tapi matahari agak panas, Senora.
LAURA : Ya, kau masih duapuluh tahun (IA DUDUK DI BANGKU BELAKANG). Aku merasa lebih letih dari biasanya (MELIHAT PETRA YANG NAMPAK TAK SABAR), pergilah kalau kau ingin ngobrol dengan tukang kebunmu itu!
PETRA : Dia bukan tukang kebunku, Senora, dia tukang kebun taman
ini!
Selain itu, terdapat pula penjelasan mengenai Gonzalo dan Juanito. Dalam hal ini, Juanito sebagai pembantu Gonzalo. Motif pengenalannya sama dengan motif pengenalan Petra dan Laura.
Singkatnya, tahap pemaparan / eksposisi dimulai pada bagian awal saat Laura dan Petra masuk panggung kemudian bertemu dengan Gonzalo dan Juanito (Petra pada saat itu keluar panggung sebelum Gonzalo dan Juanito datang). Lalu, sampai pada awal dari keributan kecil yang dilakoni oleh Laura dan Gonzalo. Hal ini yang akan menjadi latar belakang dari komplikasi (penggawatan) selanjutnya.
3.2.2 Penggawatan (komplikasi)
Dalam naskah drama karangan Serafin dan Joaquin ini, tahap komplikasi dimulai ketika terjadi keributan kecil yang dilakoni oleh Laura dan Gonzalo. Ketika itu, terdapat percekcokan mengenai bangku taman. Pada saati itu, bangku taman yang biasa ditempati oleh Gonzalo telah ditempati oleh tiga orang pendeta. Alhasil, karena tidak ada pilihan lain, Gonzalo duduk di sebelah Laura. Disinilah penampilan awal masalah diungkapkan. Tahap penggawatan.komplikasi ini terus berlanjut hingga sampai pada cerita tentang masa lalu yang dikemukakan oleh Gonzalo. Ia menceritakan tentang sajak-sajak karangan penyair lama. Dalam hal ini, dia mengaku sebagai teman dari penyair-penyair tersebut. Lalu, pembicaraan mengarah pada Amerika, Raja Ferdinand, Ratu Isabella, dan Valensia. Berikut ini dipaparkan beberapa dialognya.
LAURA : Eh, tuan pernah ke Amerika?
GONZALO : Sering juga. Pertama kesana saya waktu umur 6 tahun.
LAURA : Tentunya dulu tuan ikut Colombus.
GONZALO : (TERTAWA) Yah, tidak sejelek itu nasibku! Saya sudah tua, tapi belum pernah kenal Raja Ferdinand serta Ratu Isabella!
(KEDUANYA TERTAWA). Saya juga teman Campoamor, berjumpa pertama kali di Valensia. Saya warga kota di sana.
LAURA : Apa sungguh?
GONZALO : Saya dibesarkan disana. Dan masa mudaku habis di kota itu. Apa nyonya pernah ke Valensia?
LAURA : Pernah! Tiada jauh dari Valensia ada sebuah villa dan kalau masih berdiri sekarang, bisa mengembalikan kenangan-kenangan yang manis. Saya pernah tinggal beberapa musim di sana. Tapi sudah lama lampau. Villa itu dekat laut, tersembunyi antara pohon jeruk. Mereka menyebutnya ... ah ... lupa ... o ya, Villa Maricella.
Semua dialog pada tahap penggawatan ini menjadi sebab dari tahap-tahap selanjutnya. Terlebih lagi, ketika pembicaraan sampai pada Villa Maricella. Pada tahap selanjutnya, konflik akan dimulai dengan pembahasan mengenai Villa Maricella dan segala peristiwa yang berhubungan dengan hal tersebut.
3.2.3 Klimaks
Dalam naskah drama terjemahan Sapardi Djoko Damono ini, klimaks dimulai ketika terjadi obrolan mengenai Villa Maricella. Dalam hal ini, pembicaraan terus berlangsung hingga orang-orang dan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam Villa Maricella tersebut. Di sinilah sesuatu yang ganjil terjadi. Laura mencoba menceritakan tentang gadis yang tinggal dalam Villa tersebut, yakni Laura Liorento yang dijuluki Perawan bagai Perak. Ia menceritakan tentang kisah cintanya dengan Gonzalo. Dalam hal ini, perlu diketahui, mereka belum tahu nama dari mitra wicaranya. Laura belum mengetahui nama lawan bicaranya (Gonzalo), begitu pula sebaliknya.
Gonzalo pun menceritakan tentang Gonzalo yang mencintai Laura Liorento. Ia menceritakan segala perjuangannya dalam mendapatkan Perawan bagai Perak tersebut. Di sini, ada dialog yang menyatakan keheranan satu sama lain karena masing-masing sepertinya begitu mengetahui detail cerita. Namun, keduanya berkilah dengan alasan-alasan yang menurut mereka masuk akal. Berikut ini dipaparkan sebagian dialognya.
GONZALO : Ya, waktu matahari terbit, di tepi pantai, dan si Saudagar itu luka-luka parah. Saudara sepupu saya itu harus bersembunyi dan kemudian melarikan diri.
LAURA : Tuan rupanya mengetahui benar ceritanya.
GONZALO : Nyonya pun begitu agaknya.
LAURA : Saya katakan tadi, seorang teman telah menyurati saya.
GONZALO : Saya pun diceritai oleh saudara sepupu saya.
(KE SAMPING) Heh, inilah Laura itu! Tak salah!
LAURA : (KE SAMPING) Kenapa menceritakan padanya? Dia tak curiga apa-apa.
GONZALO : (KE SAMPING) Dia sama sekali tak bersalah.
LAURA : Dan apakah tuan pula yang menasihati saudara tuan itu untuk melupakan Laura?
GONZALO : Ooo, saudara sepupu saya tak pernah melupakannya.
Dalam dialog di atas, juga dijelaskan jikalau keduanya saling membela diri. Namun, ternyata, keduanya pun mulai menyadari jika lawan bicara masing-masing adalah Laura dan Gonzalo yang dimaksudkan dalam cerita-cerita mereka. Di sinilah sebab dari tahap peleraian.
3.2.4 Peleraian (antiklimaks)
Tahap peleraian dalam naskah drama ini dimulai dengan upaya saling mengakui jika mereka telah menikahi gadis dan pemuda yang lain. Namun, pengakuan ini hanya diungkapkan di belakang, tidak di depan lawan bicara. Hal ini menjadi akibat dari adanya kesadaran dari masing-masing pihak jika lawan bicaranya adalah Gonzalo dan Laura.
Tahap peleraian ini berlangsung sampai pada Laura yang menyadari bahwa pertemuannya dengan lawan bicaranya sebagai sesuatu hal yang aneh. Begitu pula Gonzalo, ia mengamininya. Berikut ini dipaparkan dalam dialog di bawah ini.
LAURA : Nasib memang selalu aneh. Di sini, tuan dan saya, dua orang asing, bertemu secara kebetulan dan saling menceritakan kisah cinta yang sama dari dua teman lama yang telah bertahun lalu terjadi, seperti sudah akrab benar kita ini!
GONZALO : Ya, memang aneh. Padahal mula-mula kita bertemu tadi, kita bertengkar.
LAURA : Tuan juga yang tadi mengganggu merpati-merpati saya.
GONZALO : Memang agak kasar saya tadi.
LAURA : Memang kasar. (RAMAH) Tuan datang lagi besok pagi?
GONZALO : Tentu, asal pagi secerah ini. Dan takkan lagi mengganggu merpati-merpati itu, tapi saya akan membawa remah-remah roti besok.
Begitu sebagaimana diungkapkan dalam dialog di atas, tahap peleraian diakhiri dengan kesediaan Gonzalo untuk datang besoknya dan membawakan remah roti untuk merpati-merpati itu. Di sinilah konflik berakhir dan Laura memanggil Petra, begitu pula Gonzalo memanggil Juanito.
3.2.5 Penyelesaian (catasthrope)
Tahap ini dimulai dengan adegan Laura memanggil Petra, begitu pula Gonzalo memanggil Juanito. Mereka beranjak pulang. Pada tahap ini ditampilkan pertanyaan-pertanyaan yang diutarakan oleh Laura dan Gonzalo saat melambai pulang. Berikut ini dipaparkan dalam dialog di bawah ini.
GONZALO : Sampai besok, nyonya!
LAURA : Sampai besok, tuan!
GONZALO : Agak panas hari ini!
LAURA : Pagi yang cerah. Tuan besok pergi ke bangku tuan?
GONZALO : Tidak, saya akan kemari saja. Itu kalau nyonya tidak berkeberatan.
LAURA : Bangku ini selalu menanti tuan!
GONZALO : Akan saya bawa remah-remah roti!
LAURA : Besok pagi, jadilah!
GONZALO : Besok pagi. (LAURA MELANGKAH KE KANAN BERPEGANG PADA PETRA. GONZALO MEMBUNGKUK SUSAH PAYAH MEMUNGUT BUNGA YANG JATUH TADI, DAN LAURA MENENGOK KETIKA ITU)
LAURA : Apa yang tuan kerjakan?
GONZALO : Juanito, tunggu dong!
LAURA : Tak salah, dialah Gonzalo!
GONZALO : (KE SAMPING) Tak salah, dialah Laura!
(MEREKA MASING-MASING MELAMBAIKAN TANGAN)
LAURA : Mungkinkah dia itu benar orangnya?
GONZALO : Ya Allah, diakah orangnya itu?
(KEDUANYA TERSENYUM)
Begitulah adegan terakhir dari naskah drama Pagi Bening ini. Tahap penyelesaian dituliskan secara halus, dimana petemuan yang diawali pertengkaran kemudian diakhiri dengan saling melambaikan tangan dan mengharap besok dapat bertemu lagi. Walaupun begitu, keduanya masih memertanyakan jati diri lawan bicara masing-masing.
IV. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis plot, dapat disimpulkan bahwa naskah drama Pagi Bening ini menganut plot flash-back (alur campuran). Selain itu, subplot yang dimaksud terdiri dari lima tahap, yaitu tahap pemaparan, komplikasi, klimaks, anti klimaks, dan penyelesaian. Naskah drama Pagi Bening masih mengandung plot konvesional. Oleh karena itu, dasar teori yang digunakan adalah teori plot yang dikemukakan oleh Aristoteles.(©12Apr10)
Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya UGM
I. Deskripsi Naskah Drama
Naskah Drama Pagi Bening adalah naskah drama komedi satu babak yang berasal dari tanah Spanyol, diciptakan oleh Serafin dan Joaquin Alvarez Quintero dan diterjemahkan oleh Drs. Sapardi Djoko Damono pada tahun 2006. Tempat kejadian (setting tempat) drama ini di Madrid-Spanyol, di suatu taman terbuka, pada masa ini juga.
Sementara itu, tokoh yang disajikan adalah Donna Laura, wanita berumur 70 tahun dan ditampilkan masih nampak jelas bahwa dulunya adalah seorang gadis cantik dan segala tindak tanduknya mencerminkan mental yang baik. Selain itu, ada Don Gonzalo, lelaki tua kira-kira berumur 70 tahun lebih, agak congkak dan selalu tampak tidak sabaran. Kemudian, sebagai tokoh pembantu, terdapat Petra dan Juanito. Petra, seorang gadis pembantu Laura, sedangkan Juanito adalah pemuda pembantu Gonzalo.
II. Sinopsis
Dikisahkan bahwa Donna Laura adalah seorang nenek yang kerap kali pergi dan duduk di taman. Setiap hari, ia duduk di tempat duduk yang sama sehingga menganggap tempat duduk itu seolah-olah miliknya. Ia duduk di bangku taman sambil memberikan remah roti kepada merpati-merpati di taman.
Sementara itu, datanglah Don Gonzalo yang tampak bingung karena bangku taman yang biasa ia tempati telah diduduki oleh tiga orang pendeta. Karena tidak ada pilihan lain, Gonzalo duduk disamping Laura. Pembicaraan dimulai disini. Dari mulai mempermasalahkan hal kecil hingga sampai pada pembicaraan tentang Villa Maricella. Keduanya tampak membicarakan dua orang, Laura membicarakan Laura Liorento “Perawan Bagai Perak” dan Gonzalo menceritakan Gonzalo.
Mereka mencoba flashback. Namun, tak disangka ternyata mereka berdua membicarakan diri mereka sendiri. Laura menceritakan masa mudanya Laura dulu, dan Gonzalo menceritakan masa mudanya. Sejatinya, mereka berdua adalah dua orang yang saling mencintai. Mereka berdua mencoba mengatakan isi hati mereka walaupun sebenarnya mereka masing-masing telah menikah dengan orang lain. Hal menduga-duga yang dilakukan oleh keduanya, semisal yang dikatakan Laura, “Mungkinkah dia itu benar orangnya?” dan yang dikatakan Gonzalo,”Ya Allah, dialah orangnya itu?”, semua ini berlanjut hingga akhir drama
.
III. Analisis Plot
3.1 Landasan Teori
Plot merupakan kerangka dasar yang amat penting. Plot mengatur bagaimana tindakan-tindakan harus berkaitan satu sama lain, bagaimana suatu peristiwa mempunyai hubungan dengan peristiwa lain (kausalitas), serta bagaimana tokoh digambarkan dan berperan dalam peristiwa itu. Perrine dalam bukunya Literature: Structure, Sound and Sense menjelaskan bahwa “plot is the sequence of incident or events which the story is composed and it may conclude what character says or thinks, as well as what he does, but it leaves out description and analysis and concentrate ordinarily on major happening” (1974:41).
Robert Stanton dalam bukunya An Introduction to Fiction menyatakan “the comflict moves the story because it is generating center out of which the plot grows which becomes the core of the story’s structure. (1965: 16). William Kenney dalam bukunya How To Analyze Fiction menyatakan “the structure of plots divided into three parts. They are the beginning which consists of the exposition on introduction, the middle which consists of conflict, complication and climax and the end which converses denouement or resolution” (1966:13).
Dalam bentuk sederhana, plot dibagi menjadi 3, yaitu:
3.1.1 Beginning atau awal cerita
Bagian awal berfungsi sebagai eksposisi yaitu bagian yang memberikan informasi yang diperlukan oleh pembaca agar bisa memahami jalan cerita selanjutnya. Dibagian awal ini biasanya berisi nama tokoh-tokoh, gender, usia, pekerjaan, kondisi sosial, tempat tinggal, dan hal-hal yang menurut penulis penting untuk diketahui oleh pembaca. Pada awal ini biasanya diakhir dengan cerita yang tidak stabil karena cerita yang tidak stabil inilah yang akan memicu kejadian yang akan terjadi berikutnya.
3.1.2 Middle atau tengah cerita
Bagian tengah cerita diawali dengan hal-hal yang bisa memicu konflik karena pada bagian tengah cerita ini berupa rangkaian konflik yang intensitasnya semakin tinggi dan mencapai kepuncak dan disebut dengan klimaks sebuah cerita. bagian inilah yang biasanya paling ditunggu oleh pembaca.
3.1.3 End atau akhir cerita
Bagian akhir cerita ini berisi penyelesaian atas masalah-masalah yang terjadi dibagian tengah cerita.
Menurut Hartoko dalam bukunya yang berjudul Pemandu di Dunia Sastra (1985:48), plot dibedakan menjadi dua jenis: (1) plot flash-back (alur campuran), teknik ini digunakan pengarang untuk menampilkan kembali kejadian di masa lalu, (2) plot flash-forward (alur maju).
Dalam suatu cerita, teknik ini lebih mudah di pahami pembaca karena cerita yang ditampilkan maju terus ke depan. Melalui plot pembaca dapat mengikuti urutan cerita lebih mudah. Tatanan plot dalam sebuah cerita yang lebih rinci menurut Mochtar Lubis (1981:17) meliputi:
1. Perkenalan
Dalam bagian perkenalan berisi mengenai tokoh, konflik, dan latar dari cerita yang dibahas dalam novel.
2. Pemaparan masalah
Bagian dimana cerita mulai berkembang sebelum konflik mencapai puncak.
3. Klimaks
Bagian dimana permasalahan dalam novel mencapai puncaknya.
4. Anti klimaks
Bagian dimana permasalahan dalam cerita mulai ada solusinya.
5. Penyelesaian masalah.
Bagian dimana permasalahan dalam cerita dapat diselesaikan.
Sementara itu, Aristoteles membagi struktur cerita atas lima bagian, yaitu : (1) pemaparan (eksposisi), (2) penggawatan (komplikasi), (3) klimaks, (4) peleraian (anti klimaks), dan (5) penyelesaian (catasthrope). (Boen S. Oemaryati, 1971 : 70)
3.2 Analisis Plot Naskah Drama Pagi Bening
Naskah drama Pagi Bening karangan Serafin dan Joaquin ini menganut plot flash-back (alur campuran). Hal ini dapat diketahui dari jalan cerita dramanya berupa penampilan-penampilan peristiwa di masa lalu melalui apa yang dikatakan oleh tokoh (Donna Laura dan Don Gonzalo). Drama komedi ini membahas secara intens maksud pembicaraan kedua tokohnya dan memaparkan secara jelas apa yang sebenarnya terjadi dengan tokoh tersebut, dibuktikan dengan perkataan yang disampaikan tokoh di luar dialognya dengan tokoh lain. Berikut ini dipaparkan kutipan dialog dalam drama tersebut.
GONZALO : Jadi nyonya bisa membaca tanpa kaca pembesar?
LAURA : Tentu saja, tuan.
GONZALO : Setua itu? Ahai, nyonya main-main saja!
LAURA : Coba saya pinjam buku tuan itu!
(MENGAMBIL BUKU DAN MEMBACANYA KERAS-KERAS)
“ Duapuluh tahun berlalu
Dan ia pun kembalilah
Masing-masing saling memandang,
Berkata :
Mungkinkah dia orangnya?
Ya Allah, dimana oranya itu? “
GONZALO : Hebat! Saya iri hati pada penglihatan nyonya.
LAURA : (KESAMPING) Hmm, saya hafal tiap kata syair itu.
Teks sampingan “(kesamping)” tersebut mengisyaratkan hal sebenarnya yang terjadi pada Laura. Oleh karena itu, pembaca menjadi mudah memahami jalan ceritanya. Tidak hanya pada dialog tersebut, terdapat juga beberapa hal serupa pada dialog-dialog yang lain.
Mengenai struktur cerita, naskah drama ini menganut lima aspek yang dikemukakan oleh Aristoteles sehingga dapat dikatakan bahwa naskah drama ini menganut plot konvensional. Seperti yang diungkapkan oleh Gustaf Freytag dari Jerman, bahwa alur itu menggambarkan bentuk segitiga sama sisi dengan klimaks terletak persis di bagian tengah cerita. Berikut ini dipaparkan bagian-bagian dari plot tersebut.
3.2.1 Pemaparan (exposition)
Pada umumnya berisi informasi yang berkaitan dengan berbagai hal yang akan dikisahkan pada tahap-tahap berikutnya. Fungsi pokok tahapan awal adalah memberikan informasi dan penjelasan seperlunya yang berkaitan dengan pelataran dan penokohan.
Dalam naskah drama Pagi Bening diceritakan pemaparan pada bagian awalnya, yakni pada saat Donna Laura (salah satu tokoh utama) masuk panggung dengan ditemani Petra (pembantunya). Di situ, dijelaskan posisi Petra sebagai pembantu, sedangkan Laura sebagai majikan atau yang dibantu. Hal tersebut juga dibuktikan dengan panggilan “Senora” oleh Petra yang ditujukan pada Laura. Senora merupakan panggilan yang berarti ‘nyonya’ dalam bahasa Spanyol. Selain itu, dalam tahap pemaparan juga dijelaskan mengenai latar tempat dan suasana. Hal ini ditunjukkan dalam dialog berikut ini.
LAURA : Aku selalu merasa gembira sekali di sini. Syukur bangkuku tidak ditempati orang lain. Duhai, pagi yang cerah! Cerah sekali.
PETRA : Tapi matahari agak panas, Senora.
LAURA : Ya, kau masih duapuluh tahun (IA DUDUK DI BANGKU BELAKANG). Aku merasa lebih letih dari biasanya (MELIHAT PETRA YANG NAMPAK TAK SABAR), pergilah kalau kau ingin ngobrol dengan tukang kebunmu itu!
PETRA : Dia bukan tukang kebunku, Senora, dia tukang kebun taman
ini!
Selain itu, terdapat pula penjelasan mengenai Gonzalo dan Juanito. Dalam hal ini, Juanito sebagai pembantu Gonzalo. Motif pengenalannya sama dengan motif pengenalan Petra dan Laura.
Singkatnya, tahap pemaparan / eksposisi dimulai pada bagian awal saat Laura dan Petra masuk panggung kemudian bertemu dengan Gonzalo dan Juanito (Petra pada saat itu keluar panggung sebelum Gonzalo dan Juanito datang). Lalu, sampai pada awal dari keributan kecil yang dilakoni oleh Laura dan Gonzalo. Hal ini yang akan menjadi latar belakang dari komplikasi (penggawatan) selanjutnya.
3.2.2 Penggawatan (komplikasi)
Dalam naskah drama karangan Serafin dan Joaquin ini, tahap komplikasi dimulai ketika terjadi keributan kecil yang dilakoni oleh Laura dan Gonzalo. Ketika itu, terdapat percekcokan mengenai bangku taman. Pada saati itu, bangku taman yang biasa ditempati oleh Gonzalo telah ditempati oleh tiga orang pendeta. Alhasil, karena tidak ada pilihan lain, Gonzalo duduk di sebelah Laura. Disinilah penampilan awal masalah diungkapkan. Tahap penggawatan.komplikasi ini terus berlanjut hingga sampai pada cerita tentang masa lalu yang dikemukakan oleh Gonzalo. Ia menceritakan tentang sajak-sajak karangan penyair lama. Dalam hal ini, dia mengaku sebagai teman dari penyair-penyair tersebut. Lalu, pembicaraan mengarah pada Amerika, Raja Ferdinand, Ratu Isabella, dan Valensia. Berikut ini dipaparkan beberapa dialognya.
LAURA : Eh, tuan pernah ke Amerika?
GONZALO : Sering juga. Pertama kesana saya waktu umur 6 tahun.
LAURA : Tentunya dulu tuan ikut Colombus.
GONZALO : (TERTAWA) Yah, tidak sejelek itu nasibku! Saya sudah tua, tapi belum pernah kenal Raja Ferdinand serta Ratu Isabella!
(KEDUANYA TERTAWA). Saya juga teman Campoamor, berjumpa pertama kali di Valensia. Saya warga kota di sana.
LAURA : Apa sungguh?
GONZALO : Saya dibesarkan disana. Dan masa mudaku habis di kota itu. Apa nyonya pernah ke Valensia?
LAURA : Pernah! Tiada jauh dari Valensia ada sebuah villa dan kalau masih berdiri sekarang, bisa mengembalikan kenangan-kenangan yang manis. Saya pernah tinggal beberapa musim di sana. Tapi sudah lama lampau. Villa itu dekat laut, tersembunyi antara pohon jeruk. Mereka menyebutnya ... ah ... lupa ... o ya, Villa Maricella.
Semua dialog pada tahap penggawatan ini menjadi sebab dari tahap-tahap selanjutnya. Terlebih lagi, ketika pembicaraan sampai pada Villa Maricella. Pada tahap selanjutnya, konflik akan dimulai dengan pembahasan mengenai Villa Maricella dan segala peristiwa yang berhubungan dengan hal tersebut.
3.2.3 Klimaks
Dalam naskah drama terjemahan Sapardi Djoko Damono ini, klimaks dimulai ketika terjadi obrolan mengenai Villa Maricella. Dalam hal ini, pembicaraan terus berlangsung hingga orang-orang dan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam Villa Maricella tersebut. Di sinilah sesuatu yang ganjil terjadi. Laura mencoba menceritakan tentang gadis yang tinggal dalam Villa tersebut, yakni Laura Liorento yang dijuluki Perawan bagai Perak. Ia menceritakan tentang kisah cintanya dengan Gonzalo. Dalam hal ini, perlu diketahui, mereka belum tahu nama dari mitra wicaranya. Laura belum mengetahui nama lawan bicaranya (Gonzalo), begitu pula sebaliknya.
Gonzalo pun menceritakan tentang Gonzalo yang mencintai Laura Liorento. Ia menceritakan segala perjuangannya dalam mendapatkan Perawan bagai Perak tersebut. Di sini, ada dialog yang menyatakan keheranan satu sama lain karena masing-masing sepertinya begitu mengetahui detail cerita. Namun, keduanya berkilah dengan alasan-alasan yang menurut mereka masuk akal. Berikut ini dipaparkan sebagian dialognya.
GONZALO : Ya, waktu matahari terbit, di tepi pantai, dan si Saudagar itu luka-luka parah. Saudara sepupu saya itu harus bersembunyi dan kemudian melarikan diri.
LAURA : Tuan rupanya mengetahui benar ceritanya.
GONZALO : Nyonya pun begitu agaknya.
LAURA : Saya katakan tadi, seorang teman telah menyurati saya.
GONZALO : Saya pun diceritai oleh saudara sepupu saya.
(KE SAMPING) Heh, inilah Laura itu! Tak salah!
LAURA : (KE SAMPING) Kenapa menceritakan padanya? Dia tak curiga apa-apa.
GONZALO : (KE SAMPING) Dia sama sekali tak bersalah.
LAURA : Dan apakah tuan pula yang menasihati saudara tuan itu untuk melupakan Laura?
GONZALO : Ooo, saudara sepupu saya tak pernah melupakannya.
Dalam dialog di atas, juga dijelaskan jikalau keduanya saling membela diri. Namun, ternyata, keduanya pun mulai menyadari jika lawan bicara masing-masing adalah Laura dan Gonzalo yang dimaksudkan dalam cerita-cerita mereka. Di sinilah sebab dari tahap peleraian.
3.2.4 Peleraian (antiklimaks)
Tahap peleraian dalam naskah drama ini dimulai dengan upaya saling mengakui jika mereka telah menikahi gadis dan pemuda yang lain. Namun, pengakuan ini hanya diungkapkan di belakang, tidak di depan lawan bicara. Hal ini menjadi akibat dari adanya kesadaran dari masing-masing pihak jika lawan bicaranya adalah Gonzalo dan Laura.
Tahap peleraian ini berlangsung sampai pada Laura yang menyadari bahwa pertemuannya dengan lawan bicaranya sebagai sesuatu hal yang aneh. Begitu pula Gonzalo, ia mengamininya. Berikut ini dipaparkan dalam dialog di bawah ini.
LAURA : Nasib memang selalu aneh. Di sini, tuan dan saya, dua orang asing, bertemu secara kebetulan dan saling menceritakan kisah cinta yang sama dari dua teman lama yang telah bertahun lalu terjadi, seperti sudah akrab benar kita ini!
GONZALO : Ya, memang aneh. Padahal mula-mula kita bertemu tadi, kita bertengkar.
LAURA : Tuan juga yang tadi mengganggu merpati-merpati saya.
GONZALO : Memang agak kasar saya tadi.
LAURA : Memang kasar. (RAMAH) Tuan datang lagi besok pagi?
GONZALO : Tentu, asal pagi secerah ini. Dan takkan lagi mengganggu merpati-merpati itu, tapi saya akan membawa remah-remah roti besok.
Begitu sebagaimana diungkapkan dalam dialog di atas, tahap peleraian diakhiri dengan kesediaan Gonzalo untuk datang besoknya dan membawakan remah roti untuk merpati-merpati itu. Di sinilah konflik berakhir dan Laura memanggil Petra, begitu pula Gonzalo memanggil Juanito.
3.2.5 Penyelesaian (catasthrope)
Tahap ini dimulai dengan adegan Laura memanggil Petra, begitu pula Gonzalo memanggil Juanito. Mereka beranjak pulang. Pada tahap ini ditampilkan pertanyaan-pertanyaan yang diutarakan oleh Laura dan Gonzalo saat melambai pulang. Berikut ini dipaparkan dalam dialog di bawah ini.
GONZALO : Sampai besok, nyonya!
LAURA : Sampai besok, tuan!
GONZALO : Agak panas hari ini!
LAURA : Pagi yang cerah. Tuan besok pergi ke bangku tuan?
GONZALO : Tidak, saya akan kemari saja. Itu kalau nyonya tidak berkeberatan.
LAURA : Bangku ini selalu menanti tuan!
GONZALO : Akan saya bawa remah-remah roti!
LAURA : Besok pagi, jadilah!
GONZALO : Besok pagi. (LAURA MELANGKAH KE KANAN BERPEGANG PADA PETRA. GONZALO MEMBUNGKUK SUSAH PAYAH MEMUNGUT BUNGA YANG JATUH TADI, DAN LAURA MENENGOK KETIKA ITU)
LAURA : Apa yang tuan kerjakan?
GONZALO : Juanito, tunggu dong!
LAURA : Tak salah, dialah Gonzalo!
GONZALO : (KE SAMPING) Tak salah, dialah Laura!
(MEREKA MASING-MASING MELAMBAIKAN TANGAN)
LAURA : Mungkinkah dia itu benar orangnya?
GONZALO : Ya Allah, diakah orangnya itu?
(KEDUANYA TERSENYUM)
Begitulah adegan terakhir dari naskah drama Pagi Bening ini. Tahap penyelesaian dituliskan secara halus, dimana petemuan yang diawali pertengkaran kemudian diakhiri dengan saling melambaikan tangan dan mengharap besok dapat bertemu lagi. Walaupun begitu, keduanya masih memertanyakan jati diri lawan bicara masing-masing.
IV. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis plot, dapat disimpulkan bahwa naskah drama Pagi Bening ini menganut plot flash-back (alur campuran). Selain itu, subplot yang dimaksud terdiri dari lima tahap, yaitu tahap pemaparan, komplikasi, klimaks, anti klimaks, dan penyelesaian. Naskah drama Pagi Bening masih mengandung plot konvesional. Oleh karena itu, dasar teori yang digunakan adalah teori plot yang dikemukakan oleh Aristoteles.(©12Apr10)
Istilah drama dan teater seyogianya dibedakan artinya. Drama dimaksudkan sebagai karya sastra yang dirancang untuk dipentaskan di panggung oleh para aktor di pentas, sedangkan teater adalah istilah lain untuk drama dalam pengertian yang lebih luas, termasuk pentas, penonton, dan tempat lakon itu dipentaskan. Di samping itu salah satu unsur penting dalam drama adalah gerak dan dialog. Lewat dialoglah, konflik, emosi, pemikiran dan karakter hidup dan kehidupan manusia terhidang di panggung. Dengan demikian hakikat drama sebenarnya adalah gambaran konflik kehidupan manusia di panggung lewat gerak.
Asal-usul Drama di Indonesia
Seperti yang berkembang di dunia pada umumnya, di Indonesia pun awalnya ada dua jenis teater, yaitu teater klasik yang lahir dan berkembang dengan ketat di lingkungan istana, dan teater rakyat. Jenis teater klasik lebih terbatas, dan berawal dari teater boneka dan wayang orang. Teater boneka sudah dikenal sejak zaman prasejarah Indonesia (400 Masehi), sedangkan teater rakyat tak dikenal kapan munculnya. Teater klasik sarat dengan aturan-aturan baku, membutuhkan persiapan dan latihan suntuk, membutuhkan referensi pengetahuan, dan nilai artistik sebagai ukuran utamanya.
Teater rakyat lahir dari spontanitas kehidupan masyarakat pedesaan, jauh lebih longgar aturannya dan cukup banyak jenisnya. Teater rakyat diawali dengan teater tutur. Pertunjukannya berbentuk cerita yang dibacakan, dinyanyikan dengan tabuhan sederhana, dan dipertunjukkan di tempat yang sederhana pula. Teater tutur berkembang menjadi teater rakyat dan terdapat di seluruh Indonesia sejak Aceh sampai Irian. Meskipun jenis teater rakyat cukup banyak, umumnya cara pementasannya sama. Sederhana, perlengkapannya disesuaikan dengan tempat bermainnya, terjadi kontak antara pemain dan penonton, serta diawali dengan tabuhan dan tarian sederhana. Dalam pementasannya diselingi dagelan secara spontan yang berisi kritikan dan sindiran. Waktu pementasannya tergantung respons penonton, bisa empat jam atau sampai semalam suntuk
Dalam Periode Melayu-Rendah penulis lakonnya didominasi oleh pengarang drama Belanda peranakan dan Tionghoa peranakan. Dalam Periode Drama Pujangga Baru lahirlah Bebasari karya Roestam Effendi sebagai lakon simbolis yang pertama kali ditulis oleh pengarang Indonesia. Dalam Periode Drama Zaman Jepang setiap pementasan drama harus disertai naskah lengkap untuk disensor terlebih dulu sebelum dipentaskan. Dengan adanya sensor ini, di satu pihak dapat menghambat kreativitas, tetapi di pihak lain justru memacu munculnya naskah drama. Pada Periode Drama Sesudah Kemerdekaan naskah-naskah drama yang dihasilkan sudah lebih baik dengan menggunakan bahasa Indonesia yang sudah meninggalkan gaya Pujangga Baru. Pada saat itu penulis drama yang produktif dan berkualitas baik adalah Utuy Tatang Sontani, Motinggo Boesye dan Rendra. Pada Periode Mutakhir peran TIM dan DKJ menjadi sangat menonjol. Terjadi pembaruan dalam struktur drama. Pada umumnya tidak memiliki cerita, antiplot, nonlinear, tokoh-tokohnya tidak jelas identitasnya, dan bersifat nontematis. Penulis-penulis dramanya yang terkenal antara lain Rendra, Arifin C. Noer, Putu Wijaya, dan Riantiarno.
Perkembangan teater di Indonesia dibagi ke dalam: (1) Masa Perintisan Teater Modern, (2) Masa Kebangkitan Teater Modern, (3) Masa Perkembangan Teater Modern, dan (4) Masa Teater Mutakhir. Masa perintisan diawali dengan munculnya Komedi Stamboel. Masa kebangkitan muncul teater Dardanella yang terpengaruh oleh Barat. Masa perkembangan ditengarai dengan hadirnya Sandiwara Maya, dan setelah kemerdekaan ditandai dengan lahirnya ATNI dan
ASDRAFI. Dalam masa perkembangan teater mutakhir ditandai dengan berkiprahnya 8 nama besar teater yang mendominasi zaman emas pertama dan kedua, yaitu Bengkel Teater, Teater Kecil, Teater Populer, Studi klub Teater Bandung, Teater Mandiri, Teater Koma, Teater Saja, dan Teater Lembaga.
Ragam Drama
Drama menurut masanya dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu drama baru dan drama lama.
1. Drama Baru / Drama Modern
Drama baru adalah drama yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada mesyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari.
2. Drama Lama / Drama Klasik
Drama lama adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan
istanan atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya.
Macam-Macam Drama Berdasarkan Isi Kandungan Cerita :
1. Drama Komedi
Drama komedi adalah drama yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan.
2. Drama Tragedi
Drama tragedi adalah drama yang ceritanya sedih penuh kemalangan.
3. Drama Tragedi Komedi
Drama tragedi-komedi adalah drama yang ada sedih dan ada lucunya.
4. Opera
Opera adalah drama yang mengandung musik dan nyanyian.
5. Lelucon / Dagelan
Lelucon adalah drama yang lakonnya selalu bertingkah pola jenaka merangsang gelak tawa penonton.
6. Operet / Operette
Operet adalah opera yang ceritanya lebih pendek.
7. Pantomim
Pantomim adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa
pembicaraan.
8. Tablau
Tablau adalah drama yang mirip pantomim yang dibarengi oleh gerak-gerik anggota tubuh dan mimik
wajah pelakunya.
9. Passie
Passie adalah drama yang mengandung unsur agama / relijius.
10.Wayang
Wayang adalah drama yang pemain dramanya adalah boneka wayang. Dan lain sebagainya.
Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Drama
Unsur-unsur drama lazim dikelompokkan dalam dua kategorisasi, yaitu unsur-unsur intrinsik dan unsur-unsur ekstrinsik. Unsur-unsur intrinsik drama adalah berbagai unsur yang secara langsung terdapat dalam karya sastra yang berujud teks drama, seperti: alur, tokoh, karakter, latar, tema dan amanat, serta unsur bahasa yang berbentuk dialog. Sementara itu, unsur ekstrinsik adalah segala macam unsur yang berada di luar teks drama, tetapi ikut berperan dalam keberadaan teks drama tersebut. Unsur-unsur itu antara lain biografi atau riwayat hidup pengarang, falsafah hidup pengarang, dan unsur sosial budaya masyarakatnya yang dianggap dapat memberikan masukan yang menunjang penciptaan karya drama tersebut.
Analisis Tokoh dan Perwatakan
Untuk dapat menganalisis unsur tokoh dan perwatakan tokoh protagonis, tokoh antagonis, dan tritagonis, kita perlu mendalami terlebih dulu arti pengertian macam-macam tokoh itu dan bagaimana ciri-cirinya. Sementara itu untuk menganalisis karakter tokoh-tokoh tersebut perlu dipahami dengan tepat bagaimana cara pengarang menggambarkan perwatakannya. Dalam drama kebanyakan karakter tokoh dilukiskan dalam dialog-dialog antartokohnya. Dari dialog-dialog itulah tercermin karakter tokoh-tokohnya.
Analisis Latar
Untuk membuat analisis latar terhadap drama diperlukan penguasaan konsep tentang latar fisik, latar spiritual, latar netral, dan latar tipikal. Latar fisik menyangkut ruang dan waktu, latar spiritual erat kaitannya dengan latar fisik. Latar spiritual mencerminkan faktor sosial budaya, adat-istiadat, kepercayaan, tata cara, dan nilai-nilai yang dimiliki oleh latar fisiknya. Latar tipikal menonjolkan kekhasan suatu daerah tertentu, sedangkan latar netral adalah latar yang tak memiliki sifat khas sesuatu daerah. Drama Iblis mengindikasikan latar netral sehingga dapat dipentaskan di mana dan kapan pun.
Analisis Bahasa
Analisis unsur bahasa adalah analisis dialog dalam teks drama. Melalui dialog yang menggunakan bahasa lisan yang komunikatif, tergambar pemikiran, karakter dan konflik lakuan. Dalam analisis bahasa ini difokuskan pada dua persoalan yang erat kaitannya dengan dialog, yaitu: pemilihan kata dan kalimat (menyangkut panjang-pendeknya kalimat dialog) yang mampu menimbulkan pertentangan di antara protagonis dan antagonisnya, dan pemikiran-pemikiran yang dikandung dalam dialog protagonis maupun antagonisnya. Dari hasil analisis penggalan teks drama Iblis karya Muhammad Diponegoro, antara lain diperoleh hasil bahwa pemilihan kata-kata dan kalimat-kalimatnya sangat cerdas dan tepat. Pemikiran-pemikiran Mohammad Diponegoro bermunculan lewat dialog yang dilontarkan tokoh Ibrahim.
Analisis Alur
Untuk dapat menganalisis unsur alur dalam teks drama, kita perlu mendalami terlebih dulu apakah yang disebut alur itu, dan bagaimana pengaluran dalam drama itu. Lewat teks drama berjudul Sepasang Merpati Tua karya Bakdi Soemanto dapat dianalisis bagian mana saja yang dapat dimasukkan dalam pemaparan, penggawatan, klimaks, peleraian, dan penyelesaiannya.
Analisis Tema
Dalam drama terdapat dua istilah yang berhimpitan artinya, yaitu premis dan tema. Premis diartikan sebagai landasan pokok drama, sedangkan tema adalah penggarapan gagasan pokok yang didukung oleh jalinan unsur tokoh, alur, dan latar cerita serta diformulasikan lewat dialog.
Untuk menganalisis tema kita harus membaca seluruh lakon, dan memahaminya. Kita harus mencermati peristiwa-peristiwa konflik dalam lakon. Konflik dalam drama berkaitan erat dengan tema lakon. Kita perlu memahami seluruh sepak terjang tokoh utamanya, sebab tokoh utama biasanya diberi tugas penting untuk mengusung tema lakon.
Untuk itu, kepada tokoh utama perlu diajukan pertanyaan misalnya: permasalahan (konflik) apa yang dihadapinya, selain tokoh utama, siapa sajakah yang terlibat dalam permasalahan (konflik), bagaimana sikap dan pandangannya terhadap permasalahan (konflik) itu, bagaimana cara berpikir tokoh utama dalam menghadapi permasalahan (konflik), apa yang dilakukannya, dan bagaimana ia mengambil keputusan terhadap permasalahan (konflik) yang dihadapinya.
Analisis Amanat
Amanat adalah pesan yang disampaikan oleh pengarang melalui lakon dramanya, dan bagaimana jalan keluar yang diberikan pengarang terhadap permasalahan yang dipaparkannya. Amanat erat kaitannya dengan makna, dan bersifat subjektif. Setiap pembaca bebas menafsirkan apa amanat drama yang dibacanya itu baginya.
Ada dua cara penyampaian pesan, yaitu
Secara langsung (tersurat) dan secara tidak langsung (tersirat).
• Pesan secara langsung biasanya dititipkan oleh penulis lakon lewat tokoh-tokoh cerita yang berlakuan dalam lakonnya. Kadang-kadang pesan yang ingin disampaikan itu kurang ada hubungannya dengan cerita, atau sesuatu yang sebenarnya berada di luar unsur lakon itu sendiri.
• Secara tidak langsung, biasanya disampaikan oleh pengarang lakon secara tersirat dalam kisahan, dan terpadu secara koherensif dengan unsur-unsur cerita yang lain. Apabila kita ingin menafsirkan apa amanat yang mau disampaikan oleh pengarang kepada pembaca, pesan-pesan itu dapat digali melalui peristiwa-peristiwa, konflik-konflik, sikap dan tingkah laku para tokoh dalam menghadapi peristiwa dan konflik itu, baik yang tampak dalam tingkah laku verbal, fisik, maupun yang hanya terjadi dalam perasaan dan pikirannya.
Dasar-dasar Bermain Peran
Untuk menjadi seorang pemain, diperlukan kemampuan dasar-dasar peran seperti,
1. kesadaran indra,
2. ekspresi,
3. improvisasi,
4. pernapasan
5. laku,
6. vokal, dan
7. karakterisasi.
Kesadaran indra meliputi penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, dan pengecapan. Kesadaran ini diperlukan untuk menciptakan alasan bagi laku yang dilakukan pemain di atas pentas. Proses itu terjadi karena indra menangkap objek rangsangan dan melahirkan tanggapan. Tanggapan yang muncul dari dalam diri itu menjadi alasan suatu perbuatan. Sebelum tanggapan dalam perbuatan nyata terwujud, reaksi batin terhadap rangsangan itu menjadi pengalaman batinnya.
Ekspresi berkaitan dengan kemampuan pemain mengekspresikan perasaan dan emosi manusia, baik emosinya sendiri maupun emosi orang lain. Seorang pemain diharapkan mempunyai “koleksi” emosi agar dengan mudah berimprovisasi ketika memerankan seorang tokoh. Ekspresi ini diwujudkan dalam bentuk laku (gerak) dan vokal (suara). Hal yang perlu dicatat untuk olah vokal adalah: bukan “berbicara keras”, tetapi “berbicara jelas”.
Improvisasi mencakup tiga pengertian, yaitu 1) menciptakan, merangkai, memainkan, menyajikan, sesuatu tanpa persiapan; 2) menampilkan sesuatu dengan mendadak; 3) melakukan sesuatu begitu saja secara spontan dan apa adanya. Tujuan berlatih improvisasi adalah agar pemain memiliki rangsangan spontanitas. Selain itu, latihan ini dapat menciptakan akting yang wajar, tidak dibuat-buat, dan tampak natural
Pernapasan berkaitan erat dengan sikap rileks. Ketegangan urat leher dan bahu harus dihindari. Penguasaan pernapasan akan menghasilkan dua hal: 1) menjaga stabilnya suara, sekaligus memberikan kemungkinan kepada pemain untuk membuat vokal menjadi lentur sesuai dengan tuntutan peran; 2) menciptakan akting yang wajar dan memikat.
Laku dapat dibagi menjadi empat, yaitu imitatif, indikatif, empatik, dan autistik. Pada umumnya laku empatik dan autistik lebih efektif, dan lebih memberikan kesan mendalam dibandingkan laku imitatif dan indikatif. Namun demikian, untuk adegan-adegan tertentu tetap diperlukan adanya laku imitatif dan indikatif.
Karakterisasi berkaitan dengan bagaimana seorang pemain memposisikan dirinya pada seorang tokoh. Untuk itu, seorang pemain harus mengetahui keseluruhan diri tokoh yang akan diperankan, meliputi ciri fisik, ciri sosial, ciri psikologis, dan ciri moral.
Berbagai Teknik Bermain Peran
Untuk menjadi seorang pemain, seseorang harus mengusai berbagai teknik untuk bermain peran. Teknik itu adalah yaitu,
1. teknik pemunculan,
2. teknik memberi isi,
3. teknik pengembangan,
4. teknik pembinaan menuju puncak,
5. teknik timing, serta
6. tempo dan irama.
Teknik Pemunculan (the technique of entrance) berkaitan dengan kesan dan daya tarik pemain ketika masuk ke dalam pentas (playing area). Pemain harus memiliki penguasaan diri yang telah siap untuk memberikan kesan kepada penonton tentang watak yang dimainkan, penonjolan figur watak, dan pembawaan postur yang menarik.
Teknik memberi isi (the technique of phrasing) berkaitan kemampuan seorang pemain menciptakan segala gerak dan dialog menjadi berbobot. Sebagus-bagusnya dialog dalam sebuah naskah drama, akan menjadi tidak berarti jika diucapkan pemain dengan tidak benar, dan tidak diisi dengan penghayatan yang hidup. Secara praktis teknik memberi isi adalah cara untuk menonjolkan emosi dan pikiran dibalik kalimat-kalimat yang diucapkan dan dibalik perbuatan-perbuatan yang dilakukan pemain. Terdapat tiga macam cara memberi tekanan pada isi kalimat, yaitu tekanan dinamik, tekanan nada, dan tekanan tempo.
Teknik pengembangan berkaitan dengan kemampuan pemain mengembangkan dialog dan gerakan (laku). Hal ini penting supaya pementasan berjalan tidak datar, dan dapat memikat penonton. Teknik pengembangan dapat dicapai dengan menggunakan pengucapan dan posisi tubuh. Teknik pengembangan dengan pengucapan dapat dicapai dengan 1) menaikkan volume suara, 2) menaikkan tinggi nada suara, 3) menaikkan kecepatan tempo suara, dan 4) mengurangi volume, tinggi nada, dan kecepatan tempo suara. Teknik pengembangan dengan posisi tubuh dapat dicapai dengan 1) menaikkan tingkatan posisi tubuh, 2) berpaling, 3) berpindah tempat, 4) menggerakkan anggota badan, dan 5) memainkan air muka.
Teknik membina puncak berkaitan dengan kemampuan pemain mengatur emosi, dialog, dan gerak. ketika menjalani puncak-puncak awal atau puncak-puncak pembangun konflik. Keberhasilan perjalanan itu merupakan bekal baik untuk mencapai puncak (klimaks) yang diinginkan dalam suatu pementasan. Terdapat beberapa teknik untuk membina ke arah puncak, yaitu 1) menahan arus perasaan, 2) menahan reaksi terhadap alur cerita, 3) teknik gabungan, 4) teknik kelompok bermain.
Teknik timing berkaitan dengan kemampuan pemain mengatur cepat lambatnya waktu antara gerakan jasmani (laku) dan suara (vokal) yang diucapkan pemain. Teknik timing memiliki efek khusus. Teknik ini dapat dipakai untuk memberi tekanan atau menghilangkan tekanan. Di samping itu, dapat juga untuk menjelaskan suatu perbuatan.
Tempo dan irama berkaitan dengan penggarapan waktu dalam permainan. Cara seorang pemain bermain dengan tempo yang tepat adalah (1) menghayati peran dan jalan cerita serta (2) menyadari teknik bermain. Irama yang dimainkan pemain harus sesuai dengan watak tokoh yang diperankan. Irama yang tepat akan mengikat penonton berlama-lama menonton teater. Gabungan yang kreatif antara tempo dan irama menghasilkan “daya pikat panggung”.
Untuk mahir menguasai teknik-teknik tersebut diperlukan latihan yang berulang-ulang dan waktu yang tidak sebentar. Janganlah bosan, dan nikmatilah proses latihan tersebut.
Pementasan Drama
Pementasan drama adalah hasil perwujudan dari naskah yang dimainkan. Pementasan drama terwujud pada saat dimulai hingga selesainya naskah tersebut dimainkan. Sebelum dan sesudah waktu dimainkan tidak terdapat adanya pementasan, yang ada hanyalah naskah.
Pementasan naskah drama merupakan kerja kolaborasi dari berbagai komponen. Komponen tersebut adalah naskah, sutradara, pengurus produksi, pemain, dan tim artistik. Seluruh komponen ini harus dipersiapkan dan diatur dengan baik untuk menunjang pementasan yang baik.
Dramatisasi Cerita Drama
Pada prinsipnya, dramatisasi cerita drama adalah memahami dan mengeksplorasi naskah secara sungguh-sungguh, kemudian membuat rencana untuk mementaskan naskah tersebut bersama seluruh anggota kelompok. Adapun langkah-langkah dramatisasi adalah sebagai berikut.
1. mengemukakan cerita (naskah) kepada anggota kelompok pementasan.
2. mengolah dialog, merencanakan peran, dan adegan pementasan.
3. memainkan naskah itu, baik bertahap maupun menyeluruh.
4. evaluasi permainan.
5. memainkan ulang.
6. evaluasi akhir dan persiapan pementasan.
Mengubah ceritak ke Dalam Bentuk Drama
Teks drama dapat dibuat dengan cara mengubah cerita rakyat, legenda, fabel, dan cerita pendek yang banyak dimuat dalam surat kabar dan majalah. Caranya, guru meminta kepada para siswa untuk membaca cerita sebanyak-banyaknya. Dari hasil bacaannya, para siswa dapat menemukan gagasan yang menarik sehingga dapat dijadikan bahan untuk menulis lakon. Dari cerita yang dipilihnya, para siswa diminta untuk memilih dan mencari situasi dramatik yang ada di dalamnya. Situasi dramatik itulah yang akan mereka pergunakan untuk latihan menulis naskah drama dengan meminta para siswa menuliskan dialog secara imajiner. Berangkat dari percakapan seperti itu akan mengarahkan kepada situasi tokoh yang sesuai dengan situasi dramatik yang akan dihadirkannya.
Dalam membuat dialog perlu diperhatikan bahwa melalui dialog antartokohnya harus tergambar karakternya. Dalam dialog perlu pula diperhatikan beberapa segi seperti: kosakata, frase dan kalimat, irama, tekanan, jeda, tempo, dan pola vokal para tokohnya. Akan tetapi sebelum membuat dialog harus dipikirkan tokoh protagonis dan antagonisnya yang berlaku dalam drama yang akan disusun. Perlu pula diperhatikan unsur latar lakon. Untuk menggambarkan latar diperlukan pengamatan dengan cermat. Juga kostum para pemainnya. Dalam menulis lakon, unsur-unsur yang disediakan harus dipilih dan difokuskan pada tema. Dengan tema yang menjadi fokus, maka strukturnya dapat dibangu
Asal-usul Drama di Indonesia
Seperti yang berkembang di dunia pada umumnya, di Indonesia pun awalnya ada dua jenis teater, yaitu teater klasik yang lahir dan berkembang dengan ketat di lingkungan istana, dan teater rakyat. Jenis teater klasik lebih terbatas, dan berawal dari teater boneka dan wayang orang. Teater boneka sudah dikenal sejak zaman prasejarah Indonesia (400 Masehi), sedangkan teater rakyat tak dikenal kapan munculnya. Teater klasik sarat dengan aturan-aturan baku, membutuhkan persiapan dan latihan suntuk, membutuhkan referensi pengetahuan, dan nilai artistik sebagai ukuran utamanya.
Teater rakyat lahir dari spontanitas kehidupan masyarakat pedesaan, jauh lebih longgar aturannya dan cukup banyak jenisnya. Teater rakyat diawali dengan teater tutur. Pertunjukannya berbentuk cerita yang dibacakan, dinyanyikan dengan tabuhan sederhana, dan dipertunjukkan di tempat yang sederhana pula. Teater tutur berkembang menjadi teater rakyat dan terdapat di seluruh Indonesia sejak Aceh sampai Irian. Meskipun jenis teater rakyat cukup banyak, umumnya cara pementasannya sama. Sederhana, perlengkapannya disesuaikan dengan tempat bermainnya, terjadi kontak antara pemain dan penonton, serta diawali dengan tabuhan dan tarian sederhana. Dalam pementasannya diselingi dagelan secara spontan yang berisi kritikan dan sindiran. Waktu pementasannya tergantung respons penonton, bisa empat jam atau sampai semalam suntuk
Perkembangan Drama di Indonesia
Sejarah perkembangan drama di Indonesia dipilah menjadi sejarah perkembangan penulisan drama dan sejarah perkembangan teater di Indonesia. Sejarah perkembangan penulisan drama meliputi: (1) Periode Drama Melayu-Rendah, (2) Periode Drama Pujangga Baru, (3) Periode Drama Zaman Jepang, (4) Periode Drama Sesudah Kemerdekaan, dan (5) Periode Drama Mutakhir.Dalam Periode Melayu-Rendah penulis lakonnya didominasi oleh pengarang drama Belanda peranakan dan Tionghoa peranakan. Dalam Periode Drama Pujangga Baru lahirlah Bebasari karya Roestam Effendi sebagai lakon simbolis yang pertama kali ditulis oleh pengarang Indonesia. Dalam Periode Drama Zaman Jepang setiap pementasan drama harus disertai naskah lengkap untuk disensor terlebih dulu sebelum dipentaskan. Dengan adanya sensor ini, di satu pihak dapat menghambat kreativitas, tetapi di pihak lain justru memacu munculnya naskah drama. Pada Periode Drama Sesudah Kemerdekaan naskah-naskah drama yang dihasilkan sudah lebih baik dengan menggunakan bahasa Indonesia yang sudah meninggalkan gaya Pujangga Baru. Pada saat itu penulis drama yang produktif dan berkualitas baik adalah Utuy Tatang Sontani, Motinggo Boesye dan Rendra. Pada Periode Mutakhir peran TIM dan DKJ menjadi sangat menonjol. Terjadi pembaruan dalam struktur drama. Pada umumnya tidak memiliki cerita, antiplot, nonlinear, tokoh-tokohnya tidak jelas identitasnya, dan bersifat nontematis. Penulis-penulis dramanya yang terkenal antara lain Rendra, Arifin C. Noer, Putu Wijaya, dan Riantiarno.
Perkembangan teater di Indonesia dibagi ke dalam: (1) Masa Perintisan Teater Modern, (2) Masa Kebangkitan Teater Modern, (3) Masa Perkembangan Teater Modern, dan (4) Masa Teater Mutakhir. Masa perintisan diawali dengan munculnya Komedi Stamboel. Masa kebangkitan muncul teater Dardanella yang terpengaruh oleh Barat. Masa perkembangan ditengarai dengan hadirnya Sandiwara Maya, dan setelah kemerdekaan ditandai dengan lahirnya ATNI dan
ASDRAFI. Dalam masa perkembangan teater mutakhir ditandai dengan berkiprahnya 8 nama besar teater yang mendominasi zaman emas pertama dan kedua, yaitu Bengkel Teater, Teater Kecil, Teater Populer, Studi klub Teater Bandung, Teater Mandiri, Teater Koma, Teater Saja, dan Teater Lembaga.
Ragam Drama
Drama menurut masanya dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu drama baru dan drama lama.
1. Drama Baru / Drama Modern
Drama baru adalah drama yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada mesyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari.
2. Drama Lama / Drama Klasik
Drama lama adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan
istanan atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya.
Macam-Macam Drama Berdasarkan Isi Kandungan Cerita :
1. Drama Komedi
Drama komedi adalah drama yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan.
2. Drama Tragedi
Drama tragedi adalah drama yang ceritanya sedih penuh kemalangan.
3. Drama Tragedi Komedi
Drama tragedi-komedi adalah drama yang ada sedih dan ada lucunya.
4. Opera
Opera adalah drama yang mengandung musik dan nyanyian.
5. Lelucon / Dagelan
Lelucon adalah drama yang lakonnya selalu bertingkah pola jenaka merangsang gelak tawa penonton.
6. Operet / Operette
Operet adalah opera yang ceritanya lebih pendek.
7. Pantomim
Pantomim adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa
pembicaraan.
8. Tablau
Tablau adalah drama yang mirip pantomim yang dibarengi oleh gerak-gerik anggota tubuh dan mimik
wajah pelakunya.
9. Passie
Passie adalah drama yang mengandung unsur agama / relijius.
10.Wayang
Wayang adalah drama yang pemain dramanya adalah boneka wayang. Dan lain sebagainya.
Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Drama
Unsur-unsur drama lazim dikelompokkan dalam dua kategorisasi, yaitu unsur-unsur intrinsik dan unsur-unsur ekstrinsik. Unsur-unsur intrinsik drama adalah berbagai unsur yang secara langsung terdapat dalam karya sastra yang berujud teks drama, seperti: alur, tokoh, karakter, latar, tema dan amanat, serta unsur bahasa yang berbentuk dialog. Sementara itu, unsur ekstrinsik adalah segala macam unsur yang berada di luar teks drama, tetapi ikut berperan dalam keberadaan teks drama tersebut. Unsur-unsur itu antara lain biografi atau riwayat hidup pengarang, falsafah hidup pengarang, dan unsur sosial budaya masyarakatnya yang dianggap dapat memberikan masukan yang menunjang penciptaan karya drama tersebut.
Analisis Tokoh dan Perwatakan
Untuk dapat menganalisis unsur tokoh dan perwatakan tokoh protagonis, tokoh antagonis, dan tritagonis, kita perlu mendalami terlebih dulu arti pengertian macam-macam tokoh itu dan bagaimana ciri-cirinya. Sementara itu untuk menganalisis karakter tokoh-tokoh tersebut perlu dipahami dengan tepat bagaimana cara pengarang menggambarkan perwatakannya. Dalam drama kebanyakan karakter tokoh dilukiskan dalam dialog-dialog antartokohnya. Dari dialog-dialog itulah tercermin karakter tokoh-tokohnya.
Analisis Latar
Untuk membuat analisis latar terhadap drama diperlukan penguasaan konsep tentang latar fisik, latar spiritual, latar netral, dan latar tipikal. Latar fisik menyangkut ruang dan waktu, latar spiritual erat kaitannya dengan latar fisik. Latar spiritual mencerminkan faktor sosial budaya, adat-istiadat, kepercayaan, tata cara, dan nilai-nilai yang dimiliki oleh latar fisiknya. Latar tipikal menonjolkan kekhasan suatu daerah tertentu, sedangkan latar netral adalah latar yang tak memiliki sifat khas sesuatu daerah. Drama Iblis mengindikasikan latar netral sehingga dapat dipentaskan di mana dan kapan pun.
Analisis Bahasa
Analisis unsur bahasa adalah analisis dialog dalam teks drama. Melalui dialog yang menggunakan bahasa lisan yang komunikatif, tergambar pemikiran, karakter dan konflik lakuan. Dalam analisis bahasa ini difokuskan pada dua persoalan yang erat kaitannya dengan dialog, yaitu: pemilihan kata dan kalimat (menyangkut panjang-pendeknya kalimat dialog) yang mampu menimbulkan pertentangan di antara protagonis dan antagonisnya, dan pemikiran-pemikiran yang dikandung dalam dialog protagonis maupun antagonisnya. Dari hasil analisis penggalan teks drama Iblis karya Muhammad Diponegoro, antara lain diperoleh hasil bahwa pemilihan kata-kata dan kalimat-kalimatnya sangat cerdas dan tepat. Pemikiran-pemikiran Mohammad Diponegoro bermunculan lewat dialog yang dilontarkan tokoh Ibrahim.
Analisis Alur
Untuk dapat menganalisis unsur alur dalam teks drama, kita perlu mendalami terlebih dulu apakah yang disebut alur itu, dan bagaimana pengaluran dalam drama itu. Lewat teks drama berjudul Sepasang Merpati Tua karya Bakdi Soemanto dapat dianalisis bagian mana saja yang dapat dimasukkan dalam pemaparan, penggawatan, klimaks, peleraian, dan penyelesaiannya.
Analisis Tema
Dalam drama terdapat dua istilah yang berhimpitan artinya, yaitu premis dan tema. Premis diartikan sebagai landasan pokok drama, sedangkan tema adalah penggarapan gagasan pokok yang didukung oleh jalinan unsur tokoh, alur, dan latar cerita serta diformulasikan lewat dialog.
Untuk menganalisis tema kita harus membaca seluruh lakon, dan memahaminya. Kita harus mencermati peristiwa-peristiwa konflik dalam lakon. Konflik dalam drama berkaitan erat dengan tema lakon. Kita perlu memahami seluruh sepak terjang tokoh utamanya, sebab tokoh utama biasanya diberi tugas penting untuk mengusung tema lakon.
Untuk itu, kepada tokoh utama perlu diajukan pertanyaan misalnya: permasalahan (konflik) apa yang dihadapinya, selain tokoh utama, siapa sajakah yang terlibat dalam permasalahan (konflik), bagaimana sikap dan pandangannya terhadap permasalahan (konflik) itu, bagaimana cara berpikir tokoh utama dalam menghadapi permasalahan (konflik), apa yang dilakukannya, dan bagaimana ia mengambil keputusan terhadap permasalahan (konflik) yang dihadapinya.
Analisis Amanat
Amanat adalah pesan yang disampaikan oleh pengarang melalui lakon dramanya, dan bagaimana jalan keluar yang diberikan pengarang terhadap permasalahan yang dipaparkannya. Amanat erat kaitannya dengan makna, dan bersifat subjektif. Setiap pembaca bebas menafsirkan apa amanat drama yang dibacanya itu baginya.
Ada dua cara penyampaian pesan, yaitu
Secara langsung (tersurat) dan secara tidak langsung (tersirat).
• Pesan secara langsung biasanya dititipkan oleh penulis lakon lewat tokoh-tokoh cerita yang berlakuan dalam lakonnya. Kadang-kadang pesan yang ingin disampaikan itu kurang ada hubungannya dengan cerita, atau sesuatu yang sebenarnya berada di luar unsur lakon itu sendiri.
• Secara tidak langsung, biasanya disampaikan oleh pengarang lakon secara tersirat dalam kisahan, dan terpadu secara koherensif dengan unsur-unsur cerita yang lain. Apabila kita ingin menafsirkan apa amanat yang mau disampaikan oleh pengarang kepada pembaca, pesan-pesan itu dapat digali melalui peristiwa-peristiwa, konflik-konflik, sikap dan tingkah laku para tokoh dalam menghadapi peristiwa dan konflik itu, baik yang tampak dalam tingkah laku verbal, fisik, maupun yang hanya terjadi dalam perasaan dan pikirannya.
Dasar-dasar Bermain Peran
Untuk menjadi seorang pemain, diperlukan kemampuan dasar-dasar peran seperti,
1. kesadaran indra,
2. ekspresi,
3. improvisasi,
4. pernapasan
5. laku,
6. vokal, dan
7. karakterisasi.
Kesadaran indra meliputi penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, dan pengecapan. Kesadaran ini diperlukan untuk menciptakan alasan bagi laku yang dilakukan pemain di atas pentas. Proses itu terjadi karena indra menangkap objek rangsangan dan melahirkan tanggapan. Tanggapan yang muncul dari dalam diri itu menjadi alasan suatu perbuatan. Sebelum tanggapan dalam perbuatan nyata terwujud, reaksi batin terhadap rangsangan itu menjadi pengalaman batinnya.
Ekspresi berkaitan dengan kemampuan pemain mengekspresikan perasaan dan emosi manusia, baik emosinya sendiri maupun emosi orang lain. Seorang pemain diharapkan mempunyai “koleksi” emosi agar dengan mudah berimprovisasi ketika memerankan seorang tokoh. Ekspresi ini diwujudkan dalam bentuk laku (gerak) dan vokal (suara). Hal yang perlu dicatat untuk olah vokal adalah: bukan “berbicara keras”, tetapi “berbicara jelas”.
Improvisasi mencakup tiga pengertian, yaitu 1) menciptakan, merangkai, memainkan, menyajikan, sesuatu tanpa persiapan; 2) menampilkan sesuatu dengan mendadak; 3) melakukan sesuatu begitu saja secara spontan dan apa adanya. Tujuan berlatih improvisasi adalah agar pemain memiliki rangsangan spontanitas. Selain itu, latihan ini dapat menciptakan akting yang wajar, tidak dibuat-buat, dan tampak natural
Pernapasan berkaitan erat dengan sikap rileks. Ketegangan urat leher dan bahu harus dihindari. Penguasaan pernapasan akan menghasilkan dua hal: 1) menjaga stabilnya suara, sekaligus memberikan kemungkinan kepada pemain untuk membuat vokal menjadi lentur sesuai dengan tuntutan peran; 2) menciptakan akting yang wajar dan memikat.
Laku dapat dibagi menjadi empat, yaitu imitatif, indikatif, empatik, dan autistik. Pada umumnya laku empatik dan autistik lebih efektif, dan lebih memberikan kesan mendalam dibandingkan laku imitatif dan indikatif. Namun demikian, untuk adegan-adegan tertentu tetap diperlukan adanya laku imitatif dan indikatif.
Karakterisasi berkaitan dengan bagaimana seorang pemain memposisikan dirinya pada seorang tokoh. Untuk itu, seorang pemain harus mengetahui keseluruhan diri tokoh yang akan diperankan, meliputi ciri fisik, ciri sosial, ciri psikologis, dan ciri moral.
Berbagai Teknik Bermain Peran
Untuk menjadi seorang pemain, seseorang harus mengusai berbagai teknik untuk bermain peran. Teknik itu adalah yaitu,
1. teknik pemunculan,
2. teknik memberi isi,
3. teknik pengembangan,
4. teknik pembinaan menuju puncak,
5. teknik timing, serta
6. tempo dan irama.
Teknik Pemunculan (the technique of entrance) berkaitan dengan kesan dan daya tarik pemain ketika masuk ke dalam pentas (playing area). Pemain harus memiliki penguasaan diri yang telah siap untuk memberikan kesan kepada penonton tentang watak yang dimainkan, penonjolan figur watak, dan pembawaan postur yang menarik.
Teknik memberi isi (the technique of phrasing) berkaitan kemampuan seorang pemain menciptakan segala gerak dan dialog menjadi berbobot. Sebagus-bagusnya dialog dalam sebuah naskah drama, akan menjadi tidak berarti jika diucapkan pemain dengan tidak benar, dan tidak diisi dengan penghayatan yang hidup. Secara praktis teknik memberi isi adalah cara untuk menonjolkan emosi dan pikiran dibalik kalimat-kalimat yang diucapkan dan dibalik perbuatan-perbuatan yang dilakukan pemain. Terdapat tiga macam cara memberi tekanan pada isi kalimat, yaitu tekanan dinamik, tekanan nada, dan tekanan tempo.
Teknik pengembangan berkaitan dengan kemampuan pemain mengembangkan dialog dan gerakan (laku). Hal ini penting supaya pementasan berjalan tidak datar, dan dapat memikat penonton. Teknik pengembangan dapat dicapai dengan menggunakan pengucapan dan posisi tubuh. Teknik pengembangan dengan pengucapan dapat dicapai dengan 1) menaikkan volume suara, 2) menaikkan tinggi nada suara, 3) menaikkan kecepatan tempo suara, dan 4) mengurangi volume, tinggi nada, dan kecepatan tempo suara. Teknik pengembangan dengan posisi tubuh dapat dicapai dengan 1) menaikkan tingkatan posisi tubuh, 2) berpaling, 3) berpindah tempat, 4) menggerakkan anggota badan, dan 5) memainkan air muka.
Teknik membina puncak berkaitan dengan kemampuan pemain mengatur emosi, dialog, dan gerak. ketika menjalani puncak-puncak awal atau puncak-puncak pembangun konflik. Keberhasilan perjalanan itu merupakan bekal baik untuk mencapai puncak (klimaks) yang diinginkan dalam suatu pementasan. Terdapat beberapa teknik untuk membina ke arah puncak, yaitu 1) menahan arus perasaan, 2) menahan reaksi terhadap alur cerita, 3) teknik gabungan, 4) teknik kelompok bermain.
Teknik timing berkaitan dengan kemampuan pemain mengatur cepat lambatnya waktu antara gerakan jasmani (laku) dan suara (vokal) yang diucapkan pemain. Teknik timing memiliki efek khusus. Teknik ini dapat dipakai untuk memberi tekanan atau menghilangkan tekanan. Di samping itu, dapat juga untuk menjelaskan suatu perbuatan.
Tempo dan irama berkaitan dengan penggarapan waktu dalam permainan. Cara seorang pemain bermain dengan tempo yang tepat adalah (1) menghayati peran dan jalan cerita serta (2) menyadari teknik bermain. Irama yang dimainkan pemain harus sesuai dengan watak tokoh yang diperankan. Irama yang tepat akan mengikat penonton berlama-lama menonton teater. Gabungan yang kreatif antara tempo dan irama menghasilkan “daya pikat panggung”.
Untuk mahir menguasai teknik-teknik tersebut diperlukan latihan yang berulang-ulang dan waktu yang tidak sebentar. Janganlah bosan, dan nikmatilah proses latihan tersebut.
Pementasan Drama
Pementasan drama adalah hasil perwujudan dari naskah yang dimainkan. Pementasan drama terwujud pada saat dimulai hingga selesainya naskah tersebut dimainkan. Sebelum dan sesudah waktu dimainkan tidak terdapat adanya pementasan, yang ada hanyalah naskah.
Pementasan naskah drama merupakan kerja kolaborasi dari berbagai komponen. Komponen tersebut adalah naskah, sutradara, pengurus produksi, pemain, dan tim artistik. Seluruh komponen ini harus dipersiapkan dan diatur dengan baik untuk menunjang pementasan yang baik.
Dramatisasi Cerita Drama
Pada prinsipnya, dramatisasi cerita drama adalah memahami dan mengeksplorasi naskah secara sungguh-sungguh, kemudian membuat rencana untuk mementaskan naskah tersebut bersama seluruh anggota kelompok. Adapun langkah-langkah dramatisasi adalah sebagai berikut.
1. mengemukakan cerita (naskah) kepada anggota kelompok pementasan.
2. mengolah dialog, merencanakan peran, dan adegan pementasan.
3. memainkan naskah itu, baik bertahap maupun menyeluruh.
4. evaluasi permainan.
5. memainkan ulang.
6. evaluasi akhir dan persiapan pementasan.
Mengubah ceritak ke Dalam Bentuk Drama
Teks drama dapat dibuat dengan cara mengubah cerita rakyat, legenda, fabel, dan cerita pendek yang banyak dimuat dalam surat kabar dan majalah. Caranya, guru meminta kepada para siswa untuk membaca cerita sebanyak-banyaknya. Dari hasil bacaannya, para siswa dapat menemukan gagasan yang menarik sehingga dapat dijadikan bahan untuk menulis lakon. Dari cerita yang dipilihnya, para siswa diminta untuk memilih dan mencari situasi dramatik yang ada di dalamnya. Situasi dramatik itulah yang akan mereka pergunakan untuk latihan menulis naskah drama dengan meminta para siswa menuliskan dialog secara imajiner. Berangkat dari percakapan seperti itu akan mengarahkan kepada situasi tokoh yang sesuai dengan situasi dramatik yang akan dihadirkannya.
Dalam membuat dialog perlu diperhatikan bahwa melalui dialog antartokohnya harus tergambar karakternya. Dalam dialog perlu pula diperhatikan beberapa segi seperti: kosakata, frase dan kalimat, irama, tekanan, jeda, tempo, dan pola vokal para tokohnya. Akan tetapi sebelum membuat dialog harus dipikirkan tokoh protagonis dan antagonisnya yang berlaku dalam drama yang akan disusun. Perlu pula diperhatikan unsur latar lakon. Untuk menggambarkan latar diperlukan pengamatan dengan cermat. Juga kostum para pemainnya. Dalam menulis lakon, unsur-unsur yang disediakan harus dipilih dan difokuskan pada tema. Dengan tema yang menjadi fokus, maka strukturnya dapat dibangu
Langganan:
Postingan (Atom)