Jumat, 10 Juni 2011

ef4

Mengapa Radiasi Nuklir
Begitu Menakutkan RADIASI
nuklir merupakan sesuatu yang menakutkan orang. Seperempat abad setelah Chernobyl, dan lebih 65 tahun setelah bom- bom atom menghancurkan Hiroshima dan Nagasaki, sehingga menyebabkan ribuan orang yang sakit fatal tak langsung tewas, bahkan kekhawatiran tak beralasan soal kontaminasi radioaktif bisa memicu kepanikan. Ledakan-ledakan di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima setelah gempa bumi dan tsunami dahsyat 11 Maret yang
menghancurkan banyak daerah Jepang menyebabkan farmasi- farmasi di Amerika Utara dan Eropa kehabisan pil anti-radiasi kendati ada berbagai jaminan dari para pakar bahwa bahaya itu nol. Ada sejumlah agen -- utamanya penyakit kanker, AIDS dan kecelakaan lalulintas -- yang merenggut jiwa jutaan korban setiap tahun akan tetapi tidak menginspirasi jenis teror yang sama. Orang masih saja merokok, melakukan seks tak aman dan menaiki mobil mereka setiap harinya. Lantas mengapa radiasi nuklir begitu menakutkan, dan apa yang menentukan bagaimana kita bereaksi bila dihadapkan pada suatu ancaman, yang dibayangkan atau nyata? Jawabannya adalah pelik dan penuh kontradiksi, mulai dari fakta bahwa kebanyakan orang bahkan tidak berpikir dua kali soal menyerap dosis radiasi yang disampaikan melalui sinar X medis atau scan. Tapi coba satukan kata-kata "kecelakaan" dan "nuklir", dan tiba-tiba pemikiran bahwa benda-benda lebih kecil dari atom bisa menyelinap masuk lewat kulit kita untuk merusak jaringan dalam tubuh dan bahkan mengubah susunan utama DNA kita, yang dipastikan bikin orang takut.

ef3

Efek Radiasi Efek radiasi secara umum bagi
tubuh manusia dapat dibagi
dalam dua kelompok yaitu: 1. Efek Stokastik Efek stokastik yaitu efek
radiasi yang
kemunculannya pada
individu tidak bisa
dipastikan dengan faktor 10-5 (dari 100.000 orang diperkirakan yang terkena
hanya 1 orang). Efek dari
radiasi ini dikatakan
stokastik jika radiasi yang
terserap oleh tubuh dalam
dosis rendah yaitu 0,25-1.000 mSv. Misalnya
saja pada alat diagnosa
gondok, penerimaan
radiasi rendah ini
diperbolehkan bukan
hanya karena aman namun justru
menguntungkan. 2. Efek Deterministik Efek deterministik yaitu
efek radiasi yang pasti
muncul bila jaringan tubuh
terkena paparan radiasi
pengionan. Efek
determiristik dapat terjadi bila dosis radiasi yang
diterima telah lebih dari
ambang batas seharusnya
yaitu dibawah 3.000 mSv.
Bila radiasi yang diterima
diantara 3.000-6.000 mSv maka akan menyebabkan
kulit memerah atau
kerontokan rambut.
6.000-12.000 mSv akan
menyebabkan perasaan
mual, nafsu makan berkurang, lesu, lemah,
demam, keringat yang
berlebihan hingga
menyebabkan shock yang
beberapa saat akan
timbul keluhan yang lebih parah yaitu nyeri perut,
rambut rontok, bahkan
kematian. Tetapi kemungkinan efek
deterministik ini sangat
kecil mengenai kita,
dikarenakan berdasarkan
survei lembaga penelitian
yang menangani nuklir, radiasi nuklir hanya
sebesar 0.08 mSv. Untuk pekerja di reaktor nuklir
untuk menangai efek radiasi ini
agar tidak sampai ke tubuh
individu, terdapat tiga dasar
proteksi radiasi (keselamatan
radiasi). Yaitu pengaturan waktu kerja dengan radiasi,
pengaturan jarak dengan
sumber radiasi, dan penggunaan
bahan pelindung radiasi. Semakin
pendek waktu yang digunakan
untuk berada di medan radiasi, semakin jauh dari radiasi dan
semakin tebal bahan pelindung,
akan memperkecil dosis radiasi
yang diterima.

efek radiasi nuklir

VIVAnews - Gempa berkuatan 9 Skala Richter mengguncang
Jepang, Jumat pekan lalu. Tak
hanya memicu tsunami yang
menewaskan ribuan orang,
gempa juga memunculkan
ancaman bencana nuklir dengan tingkat radiasi sangat tinggi. Ancaman itu datang dari empat
reaktor nuklir di instalasi Dai-
ichi, Prefektur Fukushima.
"Tingkat radiasi sangat tinggi,
dan berpotensi merusak
kesehatan manusia," kata Perdana Menteri Jepang Naoto
Kan, seperti dikutip Associated
Press. Paparan zat radiaktif tingkat
tinggi itu dapat memicu
sejumlah gangguan kesehatan
seperti rambut rontok, matinya
sel syaraf, kejang dan kematian
mendadak, gangguan peredaran darah, penyakit jantung, serta
kerusakan sistem reproduksi. Efek sesaat radiasi bahkan
dapat memicu kanker tiroid,
juga perkembangan sel-sel
kanker lainnya pada tahun-
tahun berikutnya. "Namun, efek
radiasi ini sangat tergantung kadar dan tipe zat
radiaktifnya," kata Profesor
Donald Olander, pakar nuklir
dari Universitas California,
Berkeley. Menghadapi ancaman itu,
pemerintah telah meminta
sekitar 180 ribu warga dalam
radius 20 kilometer dari pusat
reaktor mengungsi. Sedikitnya
140 ribu warga yang bermukim di dekat zona aman juga
diminta tak keluar rumah dan
menutup semua ventilasi rumah. Demi mencegah efek buruk
radiasi, pemerintah setempat
mulai mendistribusikan pil
potassium iodide dan masker
penutup hidung kepada warga
di sekitar zona bahaya. Juru bicara pemerintah Yukio
Edano mengatakan bahwa
negara kini memasuki darurat
nuklir selepas gempa dan
tsunami. Ia mengatakan, tingkat
radiasi di sekitar salah satu reaktor yang bocor mencapai
400 ribu mikrosiverts per jam.
Ini empat kali lipat dari batas
radiasi aman bagi tubuh
manusia.

efek radiasi nukLIR

radiasi matahari

Radiasi Matahari adalah
pancaran energi yang berasal
dari proses thermonuklir yang
terjadi di matahari. Energi
radiasi matahari berbentuk sinar
dan gelombang elektromagnetik. Spektrum radiasi matahari
sendiri terdiri dari dua yaitu,
sinar bergelombang pendek dan
sinar bergelombang panjang.
Sinar yang termasuk gelombang
pendek adalah sinar x, sinar gamma, sinar ultra violet,
sedangkan sinar gelombang
panjang adalah sinar infra
merah. Jumlah total radiasi yang
diterima di permukaan bumi
tergantung 4 (empat) faktor. 1.Jarak matahari. Setiap
perubahan jarak bumi dan
matahari menimbulkan variasi
terhadap penerimaan energi
matahari 2.Intensitas radiasi
matahari yaitu besar kecilnya sudut datang sinar matahari
pada permukaan bumi. Jumlah
yang diterima berbanding lurus
dengan sudut besarnya sudut
datang. Sinar dengan sudut
datang yang miring kurang memberikan energi pada
permukaan bumi disebabkan
karena energinya tersebar pada
permukaan yang luas dan juga
karena sinar tersebut harus
menempuh lapisan atmosphir yang lebih jauh ketimbang jika
sinar dengan sudut datang yang
tegak lurus. 3. Panjang hari (sun
duration), yaitu jarak dan
lamanya antara matahari terbit
dan matahari terbenam. 4. Pengaruh atmosfer. Sinar yang
melalui atmosfer sebagian akan
diadsorbsi oleh gas-gas, debu
dan uap air, dipantulkan
kembali, dipancarkan dan
sisanya diteruskan ke permukaan bumi.

Rabu, 01 Juni 2011

Some western scholars have claimed that the origins of Sufismare to be found in the Qur’an and the Sunna, but they expressthemselves with numerous reservations, and suggest that in any eventsubsequent events took Sufism far from its primitive roots.
4
In theIslamic world itself, various misconceptions of Sufism have also gainedpopularity in recent years. As for the Arab world, the view of Sufism as“a harmful and repugnant excrescence”
5
on the body of Islam, as it isregarded by the
Wahhabis
and the
Salafiyya,
continue to exercise itsinfluence. The existence of Sufi orders throughout the Islamic worlduntil the present time however, serves as a witness to the popularity of Sufism. Its historical role, during more than five centuries of the Islamicera, indicates an organic relationship with the social, spiritual andintellectual life of the whole Muslim community, assuring it a largemeasure of unity, continuity, and vitality.
6
Sufism, since its growth in the central Islamic lands in the eighthcentury until its golden age in the thirteenth, has been characterizedby individual interpretations such as those of Hasan al-Basri, Rabi‘ahal-Adawiyah, which later grew into tariqas which had their ownversions of
dhikr, bai‘a,
etc. However, the
tariqas
are like lines whichextend from the circumference of a circle to the center. These lines arenumerous; however, they all will end in the center -imagine the wheelof the bicycle. The center itself is the
Qur’an al-Karim
and the
Sunnaal-Sahiha
. The
tariqa
and
haqiqa
unite to designate them. Hence,
4
Hamid Algar mentions the work of A. J. Arberry, Sufism An Account of the Mystics of Islam (London: George Allen & Unwin, 1950) as an example.
5
Hamid Algar, “The Naqshbandi Order: A Preliminary Survey of its History andSignificance,” Studia Islamica 44 (1976): 124.
6
Hamid Algar,”Naqshbandi Order,” 125.
3